JAKARTA, iNewsBekasi.id - Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan hidayah Islam untuk siapa saja, di mana saja dan kapan saja atas kehendak-Nya. Di mana seperti Imam John Ederer atau Imam Yahya, bule mualaf asal Amerika Serikat.
John pun menceritakan perjalanan sampai menjadi seorang mualaf. Dirinya adalah orang Amerika Serikat yang besar di Kota Oklahoma.
Dia dibesarkan dari keluarga non-Muslim. Namun, keluarganya tidak religius. Meskipun selalu berdoa, keluarganya tidak pergi ke rumah ibadah, tidak merayakan hari-hari besarnya.
"Hal itu yang membuat saya berada di situasi yang sulit," ujar John, dikutip dari kanal YouTube Renung Kalbu, Rabu (7/9/2022).
Saat usianya 18 tahun, John mengaku tidak tahu apa yang mau dilakukan. Dia berada di lingkungan yang salah. Ia melihat orang-orang sekitarnya mendapat masalah serius.
"Saya bingung tentang masa depan dan apa yang akan saya lakukan dengan hidup. Jadi saya mengambil langkah serius untuk belajar tentang agama yang lebih dalam," ucapnya.
John pun mulai memperdalam ajaran agamanya dulu yang dianut sejak kecil. Namun, ada banyak pertanyaan di dalam dirinya yang belum terungkap.
"Saya berpikir kenapa ada banyak keyakinan agama yang berbeda di dunia. Kenapa saya harus menganggap apa pun yang orang percaya di Oklahoma harus menjadi benar? Interpretasi tentang Tuhan dan agama, sehingga saya mempelajari teks yang berbeda. Saya mempelajari kitab suci yang berbeda," tuturnya.
Kemudian akhirnya John pergi ke perpustakaan besar, berdiskusi dengan banyak orang tentang agama, terutama Islam. Dia juga mempelajari tentang terjemahan Alquran.
"Membaca terjemahan Alquran benar-benar memukulku dengan keras dan membuatku merasakan adanya hubungan antara kehidupanku dengan Sang Pencipta. Juga memahami bagaimana aku akan dimintai pertanggungjawaban dan semua masuk akal," tuturnya.
Akhirnya setelah mendalami agama Islam, dia mantap memutuskan menjadi mualaf. Tidak hanya itu, John juga berencana mengganti nama, karena menganggap nama John seperti nama orang non-Muslim.
Akhirnya dia menemukan nama Yahya untuk nama barunya setelah masuk Islam. Namun ketika bertemu dengan seseorang di komunitas Muslim, orang tersebut pun memberi masukan bahwa tidak ada hubungannya nama dengan agama.
"Syekh itu bilang, tidak ada nama Islam dan non-Islam. Menurutnya, nama tidak terlalu berarti dalam bahasa Arab," terangnya.
Saat ini John sudah menjadi Muslim yang taat. Bahkan kini dia menjadi imam terkemuka di Amerika Serikat. Ia juga menjadi pendakwah dan sangat senang ketika menjelaskan tentang Islam.
Editor : Eka Dian Syahputra
Artikel Terkait