KISAH mualaf seorang musisi aliran heavy hadrcore yakni Dean menjadi sorotan netizen.
Deen mengatakan dirinya menemukan ketenangan dalam agama yang dibawa Rasulullah SAW.
Dia pun berbagi cerita atas pengalaman spiritualnya itu. Namun yang pasti usai memeluk agama Islam, setelah melalui perjalanan hidup berliku,
"Saya adalah seorang musisi musik heavy hardcore sangat keras, sangat ekstrim" ujar Deen mengenang kembali masa lalunya, dikutip dari YouTube Renung Kalbu, Sabtu (1/1/2021).
Dahulu, kehidupan Deen saat masih menjadi musisi musik hadrcore sangat dipenuhi hal-hal tak terpuji. Seperti mengonsumsi alkohol, berzinah dan segala hal yang dilarang dalam ajaran agama.
Sebenarnya, sebelum berpindah keyakinan, Deen adalah seorang penganut Kristen. Keluargan Deen bisa dibilang taat agama.
Terbukti, ayahnya merupakan seorang pastur dan sang adik pun berniat mengikuti jejak sang ayah. Jadi pada dasarnya, Deen bukanlah sosok yang sama sekali tak mengenal agama.
Pencariannya terhadap Islam dimulai ketika Deen mulai muak dengan kehidupannya. Hal ini berujung pada pemikiran Deen bahwa dia harus mencari 'kebenaran'.
"Saya tidak bisa berpegang pada apapun" kata Deen.
Deen mulai mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, termasuk konspirasi yang berkaitan dengan beberapa agama. Hingga pencariannya berujung pada pertemuan dengan Syeih Ahmeed Deedad.
"Dia orang pertama yang mengenalkan Islam kepadaku" ujarnya.
Menurut penggambaran Deen, Ahmeed Deedad adalah seseorang muslim yang memahami agama Kristen dengan baik, bahkan lebih baik dari pada Deen yang memang penganut Kristen.
"Dan semua yang dia katakan adalah benar" ujar Deen.
Berawal mengenal Islam dari Ahmeed Deedad, pencarian Deen terhadap Islam terus berlanjut. Deen pun menemukan sosok dr. Zakir Naik dan mualaf bernama Yusuf Estes. Dia kerap menonton kedua tokoh ini ketika menyampaikan materi Islam. Lambat laun, Deen tertarik membaca Alquran.
"Saat mulai membaca surah Al-Baqarah, itu untukku, saya tahu bahwa ini adalah kebenaran yang berbicara," katanya.
Menurut Deen, dia merasakan ada perbedaan ketika membaca Alquran dan kitab lamanya. Selama Deen membaca kitab suci umat Islam ini, dia mengatakan seolah-olah Allah tengah berbicara langsung kepadanya.
Pada akhirnya, Deen mengucapkan dua kalimat Syahadat di salah satu masjid di kawasan Sydney, Australia. Tanpa disadari, momen dia bersyahadat, ternyata bertepatan dengan malam pertama Ramadhan. Dia melihat ramainya masjid kala itu dan membuat hati Deen terasa begitu indah.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait