Speak Up: Para Korban Staycation di Cikarang Menuntut Keadilan dan Perlindungan

Fatiha Eros Perdana/Net Bekasi
Speak Up: Para Korban Staycation di Cikarang Menuntut Keadilan dan Perlindungan. (Foto: ilustrasi)

CIKARANG, iNewsBekasi.id - Kasus dugaan adanya perusahaan yang mengharuskan staycation bersama atasan untuk perpanjangan kontrak kerja di Cikarang akhirnya terungkap.

Seorang karyawati perusahaan outsourcing di pabrik di Kabupaten Bekasi, ADA (24), mengaku sering mendapat tawaran 'jalan berdua' dan bahkan diancam akan dipecat jika menolak.

Mencengangkan, undangan tersebut diterima ADA hanya dalam beberapa hari setelah ia bergabung di perusahaan. Pria yang mengajaknya adalah manajer dari perusahaan outsourcing tersebut.

ADA mengatakan bahwa ia diterima bekerja pada bulan November 2022, lalu beberapa hari kemudian dia menerima pesan WhatsApp dari pelaku. Awalnya, pelaku hanya menanyakan bagaimana pekerjaannya di tempat tersebut.

Namun, pelaku kemudian mulai mengajak ADA untuk jalan berdua secara terus-menerus, bahkan sejak hari pertama pelaku mengirim pesan kepada ADA.

Sejak awal dihubungi, ADA mengatakan bahwa ia sering menerima pesan WhatsApp dari pelaku. Setiap harinya, pelaku mengirim pesan singkat kepada korban yang selalu berujung pada ajakan untuk pergi bersama.

Pelaku sering kali mengajak korban untuk pergi bersama, namun selalu ditolak dan diminta untuk mengajak teman-temannya. Pelaku tidak merespon permintaan tersebut dan malah mulai menekan korban dengan ancaman tidak memperpanjang kontrak kerjanya, sehingga menjadi salah satu contoh pelecehan seksual di tempat kerja yang harus diwaspadai.

Di perusahaan tersebut, ADA mendapatkan kontrak kerja selama tiga bulan. Selama tiga bulan pertama, ADA kerap mendapatkan ajakan dari pelaku yang dijabat sebagai manajer perusahaan outsourcing tersebut. Namun, ADA selalu mencoba untuk menghindar dan menolak ajakan tersebut, meskipun hal tersebut memicu ancaman putus kontrak kerja.

Karena terus-menerus mendapatkan ajakan dan ancaman, ADA merasa takut dan tertekan. Untuk mengakhiri masalah tersebut, ADA akhirnya menegaskan bahwa ia tidak mau diajak oleh pelaku.

Setelah merasakan tekanan tersebut, ADA akhirnya berani speak up dan melaporkan pengalaman buruknya kepada aktivis buruh, Obon Tabroni. Selaku Anggota DPR RI, Obon Tabroni memberikan pendampingan kepada ADA hingga akhirnya ADA berani mengungkapkan apa yang dialaminya.

Obon mengatakan bahwa secara makro ini adalah persoalan gunung es, jarang orang yang berani menyampaikannya. Banyak kabar angin yang beredar, namun tak seorang pun berani mengungkapkannya.

Oleh karena itu, hal ini harus mendapatkan pendampingan. Dan ia menegaskan bahwa masalah yang dialami ADA bukan hanya tentang pelecehan, tetapi juga menunjukkan bahwa perlindungan terhadap pekerja perempuan di Indonesia masih kurang baik.

Diharapkan pengalaman yang dialami ADA dapat menginspirasi korban lainnya untuk bersuara.Bagi buruh perempuan, pelecehan seksual bukanlah masalah yang terisolasi, tetapi terkait dengan hubungan kerja dan kesempatan karir. Oleh karena itu, ke depannya dibutuhkan buruh perempuan yang berani menyuarakan pelecehan seksual agar masalah ini dapat diatasi dengan lebih baik.

Editor : Fatiha Eros Perdana

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network