BEKASI, iNewsBekasi.id- Partai Demokrat merespons rencana pertemuan Presiden RI terpilih Prabowo Subianto dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Partai Demokrat menilai pertemuan Prabowo dan Mega sebagai semangat persatuan.
Jika pertemuan Prabowo-Mega terealisasi, halini menjadi sinyal kuat soal sikap politik PDIP terhadap pemerintahan Prabowo lima tahun ke depan. Jika bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), PDIP akan menambah kekuatan Prabowo bersama Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, dan PSI, serta PBB, Gelora, Garuda, dan Prima.
"Jadi menurut saya, langkah pertemuan Prabowo dan Mega harus kita sambut sebagai sebuah upaya semangat persatuan, sampai di situ saja dulu. Kita tidak tahu pertemuannya nanti seperti apa. Tapi menurut saya harus sambut baik," ungkap Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat Irwan dalam talkshow Kontroversi, yang tayang di salah satu stasiun tv swasta pada Kamis (26/9/2024) malam.
Saat ditanya apakah Demokrat nyaman jika PDIP gabung KIM, pria yang akrab disapa Irwan Fecho ini menjelaskan, bukan kapasitas Demokrat untuk menyampaikan nyaman atau tidak, karena hal ini murni hak prerogatif Prabowo.
Apalagi, lanjut Irwan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berpesan bahwa Demokrat mengembalikan hak soal koalisi kepada Prabowo sebagai pemimpin koalisi. Dan jika memang PDIP masuk KIM, kekuatan PDIP dibutuhkan untuk stabilitas politik.
"Bagi kami, sesuai disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat, kami beri hak sepenuhnya mengembalikan hak itu kepada Prabowo sebagai pemimpin koalisi dan kalau pun kawan sahabat kita PDIP masuk itu juga sangat dibutuhkan untuk pembangunan lebih baik dan progresif, sangat butuh yang namanya stabilitas politik," ujar Ketua DPD Demokrat Kalimantan Timur itu.
Tentang peran check and balances, menurut Irwan, peran kontrol dan penyeimbang itu tugas bersama. Sehingga sehat dan tidaknya demokrasi merupakan perjuangan semua pihak secara bersama-sama. Dan peran itu tidak hanya bisa dilakukan di DPR.
"Karena saya pikir kontrol bukan hanya di DPR, tetapi bisa sipil, akademisi, dan media, bisa kita semua juga di sini," terangnya.
Irwan menegaskan, Demokrat pada prinsipnya akan menyambut baik siapa pun yang dipilih dan disetujui Prabowo untuk masuk dalam koalisi pemerintahan Prabowo. Demokrat dan parpol KIM lainnya merasa nyaman jika ada parpol yang sebelumnya berseberangan kini masuk koalisi, baik itu Nasdem dan juga PKS.
"Kami sangat nyaman karena kami percaya masuk dan tidaknya sahabat kita, bukan hanya PDIP, masuknya Nasdem, masuknya PKS bagi kami di KIM asyik-asyik saja. Kenapa? karena kita percaya Pak Prabowo tahu jalan yang terbaik untuk menjalankan pemerintahan lima tahun ke depan," tegasnya.
Legislator asal Kaltim ini menuturkan, komitmen Demokrat pada pemerintahan Prabowo, karena Demokrat sudah teruji, baik itu pada 10 tahun pemerintahan dengan segala dinamika koalisi hingga soft landing Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Maupun saat menjadi oposisi di era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Apalagi Prabowo yang turut diperjuangkan Demokrat.
"Dan kita kemudian mengawal ikut berjuang memenangkan Prabowo, jelas kok rekam jejaknya Partai Demokrat. Jadi ibaratnya komitmen lima tahun ke depan termasuk keberlanjutan Prabowo itu adalah perjuangan panjang," ungkapnya.
Oleh karena itu, Irwan nenambahkan, saat ini bahasannya bukan tentang nyaman tidaknya siapa pun yang bergabung, tapi bagaimana Pabowo menjamin semua kekuatan politik ini untuk mewujudkan cita-citanya, termasuk saat kampanye pilpres kemarin soal pertumbuhan ekonomi 7-8% yang membutuhkan stabilitas politik jangka panjang.
"Kalau kami ditanya nyaman atau happy, tentu bagi kami kalau Prabowo membutuhkan kekuatan politik ini dalam pemerintahan ke depan kami mendukung, tentu kita semua juga happy," tuturnya.
"Jadi menurut saya, kita ikuti saja. Saya pikir menyambut baik rencana pertemuan Prabowo dengan Megawati. Mudah-mudahan itu bisa menyejukkan bangsa ini. Dan fokus kami Partai Demokrat mengawal pemerintahan Prabowo lima tahun ke depan dan meraih pertumbuhan ekonomi 8%," pungkas Doktor Ilmu Kehutanan Unuversitas Mulawarman ini.
Editor : Wahab Firmansyah
Artikel Terkait