Dr. Abrar Bahari
Pengasuh PPS Darul Ishlah Bulukumba
SECARA sederhana Izzah dan Muru'ah bisa diartikan sebagai harga diri atau kehormatan diri; sedangkan Iffah adalah menjaga diri dari hal-hal yang tidak terpuji. Jadi secara kausalitas Iffah yang terawat akan menjaga Izzah seseorang.
Perilaku menjaga kehormatan (Izzah) pada umumnya dapat melahirkan nilai luhur lain seperti merasa cukup pada apa yang dimiliki seseorang (Qana'ah) sehingga tidak perlu meminta sesuatu dari orang lain .
Orang miskin yang tidak meminta-minta misalnya adalah orang yang menjaga kehormatan dirinya. Rasulullah saw sangat mengapresiasi akhlak mulia ini sebagaimana dalam riwayat: "Kemuliaan seseorang muslim terletak pada salat malamnya, sedangkan kehormatan dirinya terletak pada rasa cukup dan tidak perlu memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain". (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak).
Karena begitu tinggi perilaku yang dapat lahir dari nilai Iffah, Al Qur'an melalui sejumlah ayatnya menyuruh umat Islam untuk menghiasi dirinya dengan nilai luhur ini.
Ada ayat yang menganjurkan orang-orang kaya untuk mendatangi dan mengantar sebagian harta mereka kepada orang miskin dan lemah, yang karena harga dirinya tidak mau meminta-minta padahal mereka sendiri sangat memerlukan bantuan, sampai-sampai mereka dikira orang mampu karena mereka tidak mau meminta-meminta seperti yang disebutkan oleh Allah Swt dalam QS. Al-Baqarah: 273.
Dalam pranata sosial kita sering mendengar ungkapan seperti ini: "Berbuat baiklah kepada siapa saja yang kamu mau, maka engkau akan menjadi pengendalinya. Jangan meminta kepada siapapun, niscaya engkau akan menjadi setara denganya. Jangan bergantung pada siapapun, agar tak menjadi tawananya". Ada juga ungkapan lain yang menjadi warning buat semua:"Waspadalah terhadap harga diri seseorang yg merasa cukup".
Editor : Wahab Firmansyah
Artikel Terkait
