Hari Pneumonia Sedunia, Saatnya Mengenal Penyakit Paling Mematikan bagi Bayi

Kurniasih Miftakhul Jannah
Hari Pneumonia menjadi peringatan untuk memahami penyakit mematikan bagi bayi. Foto: Istimewa

BEKASI, iNewsBekasi.id- Pneumonia diperingati setiap tanggal 12 November. Hari Pneumonia Sedunia ini menjadi hari peringatan untuk menyebarluaskan kesadaran memahami perlunya bersatu dan menuntut tindakan dalam memerangi penyakit pneumonia.

Perjuangan untuk mengurangi kematian akibat penyakit menular tunggal dan pembunuh terbesar bagi orang dewasa dan anak-anak semakin mendesak. Namun, masih banyak orang yang belum mengenal penyakit ini.

Apa itu Pneumonia? 

Pneumonia merupakan penyebab kematian nomor satu pada anak usia 0–11 bulan. Melansir laman Stop Pneumonia, Rabu (12/11/2025), pada 2023, pneumonia telah merenggut nyawa 2,5 juta orang, termasuk 610.000 anak balita, menurut Global Burden of Disease. 

Dengan populasi yang menua, urbanisasi, dan polusi udara yang meningkatkan beban infeksi pernapasan, serta risiko pandemi serupa COVID-19, terjadi krisis pneumonia di sepanjang siklus hidup yang kini menewaskan jutaan orang.

Tragisnya, anak-anak dan lansia berada pada risiko terbesar. Anak-anak yang tinggal di daerah dengan tingkat vaksinasi rendah dan malnutrisi, serta di rumah yang menggunakan bahan bakar berpolusi untuk memasak dan memanaskan ruangan, sangat rentan. Sebanyak 60% dari seluruh kematian akibat pneumonia pada anak disebabkan oleh malnutrisi.

Lansia yang terpapar polusi udara luar ruangan, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan merokok, juga berisiko. Lebih dari satu dari empat kematian akibat pneumonia pada orang dewasa berusia di atas 70 tahun disebabkan oleh polusi udara dan merokok.

Untuk memfokuskan perhatian dunia pada isu-isu vital, setiap tahun anggota Koalisi Every Breath Counts memilih sebuah tema. Tema Hari Pneumonia Sedunia 2025 adalah “Kelangsungan Hidup Anak” sebagai pengakuan bahwa pneumonia merupakan penyebab utama kematian anak akibat infeksi.

Diketahui, pneumonia merupakan infeksi pada paru-paru yang menyebabkan kantung udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru terisi cairan atau nanah. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur, dan dapat menyebabkan gejala seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan nyeri dada. Penyakit ini bisa dialami siapa saja, tetapi lebih serius pada bayi, anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.  

Penyebab Pneumonia

Bakteri: Contohnya adalah Streptococcus pneumoniae. 
Virus: Contohnya adalah virus penyebab COVID-19 (SARS-CoV-2), virus influenza, dan Respiratory syncytial virus (RSV). 
Jamur: Terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, jamur seperti Aspergillus atau Pneumocystis dapat menyebabkan pneumonia. 

Gejala Pneumonia

Gejala pneumonia bisa ringan hingga parah dan bervariasi tergantung penyebabnya. Gejala umumnya meliputi; Demam tinggi, batuk berdahak, napas pendek atau sesak napas. 

Selain itu, nyeri dada dan pada anak-anak, bisa disertai kehilangan nafsu makan. 

Pencegahan Pneumonia

Vaksinasi: Mendapatkan vaksin pneumonia dan flu dapat melindungi dari infeksi. 
Jaga kebersihan: Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. 
Hindari merokok: Kebiasaan merokok dapat mengganggu pertahanan paru-paru terhadap infeksi. 
Jaga sistem kekebalan tubuh: Lakukan olahraga teratur, tidur cukup, dan konsumsi makanan sehat. 
Hindari kontak: Batasi kontak dengan orang yang sedang sakit pneumonia. 

Pengobatan Pneumonia

Pengobatan pneumonia tergantung pada penyebabnya dan harus berdasarkan saran dokter, di antaranya: Terapi kausal (antibiotik atau antijamur), Terapi inhalasi langsung ke paru, Fisioterapi dada, Pemberian oksigen untuk membantu pernapasan. 

Editor : Tedy Ahmad

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network