Tenun dan Songket Bukan hanya Kain Semata, Jadi Benteng Pertahanan Budaya Bangsa

Tim iNews.id
Tenun dan songket bukan hanya kain semata saja. Prof Dr. Hj. Anna Mariana menyebut juga menjadi benteng pertahanan budaya Indonesia. (Foto: Ist)

JAKARTA, iNews.id - Tenun dan songket bukan hanya kain semata saja tapi juga menjadi benteng pertahanan budaya Indonesia. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman suku dan budaya. Menjadikan Indonesia sebagai negara sangat kaya akan seni budaya. Termasuk di dalamnya tenun atau songket yang sangat terpengaruh dari adat istiadat setempat, di mana kain tersebut berasal.

Kerajinan tenun dan songket merupakan salah satu produk tekstil tradisional yang dapat ditemukan di banyak daerah di Indonesia. Masing-masing daerah memiliki ciri khas. Baik dalam teknik pembuatan dan motif yang berbeda-beda, sebagai identitas budaya daerah itu. 

Sejatinya, tenun dan songket bukan hanya selembar kain. Namun, simbol budaya yang adiluhung telah merasuk dalam kehidupan sosial dan mengandung nilai spiritual masyarakatnya.

Tak hanya corak, motif atau warna berbeda, tetapi filosofi yang melatarbelakangi setiap karya selalu mengikuti keberadaannya. Semua menjadi sebuah identitas bangsa. Begitu pula dengan batik, tenun dan songket merupakan aset dan warisan budaya tak benda leluhur bangsa Indonesia.

“Di era modernisasi ini secara nyata makin menggerus keberadaan warisan budaya ini. Tak hanya jumlah pengrajin yang semakin sedikit, namun sangat sedikit generasi bangsa ini yang memakainya dalam kehidupan,” kata Prof. DR. Hj. Anna Mariana, SH., M.H. M.B.A., pelopor tenun Indonesia sekaligus Ketua umum Yayasan Cinta Budaya Kain Nusantara (YCBKI), dalam diskusi webinar bertema ‘Tenun Sebagai Benteng Pertahanan Budaya dan Jati Diri Bangsa’ yang digelar oleh Yayasan Budaya Kain Nusantara, dan Komunitas Tekstil Tradisional Indonesia, Rabu (29/9/2021). 

“Serta menjadikan budaya tenun sebagai salah satu sarana untuk mempertahankan identitas budaya dan jati diri bangsa Indonesia,” ungkapnya. 

Diketahui,  Anna dikenal sebagai sosok perempuan Indonesia pelopor Hari Tenun Nasional (HTN).  Ia juga pendiri KTTI bersama Yayasan CBKN, serta Asosiasi Perajin Tenun Songket Indonesia (APTS).  

“Misi gerakan ini adalah mendukung program pemerintah untuk mengurangi pengangguran melalui peningkatan produksi industri ekonomi kreatif. Termasuk pemberdayaan dan pembinaan perajin tenun tradisional Indonesia,” tukasnya. 

Usaha dalam menggagas peringatan HTN terus dilakukan sejak 24 Februari 2019, dengan deklarasi bahwa HTN ditetapkan pada 7 September. 

Editor : Vitrianda Hilba Siregar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network