get app
inews
Aa Read Next : Pemelihara Landak Langka di Bali Terancam 5 Tahun Penjara, Sahroni: Harusnya Cukup Diberi Peringatan

BMKG Ungkap Penyebab Gempa Bali M4,8 Pagi Ini Bisa Sangat Merusak

Sabtu, 16 Oktober 2021 | 15:21 WIB
header img
Peta gempa Bali M4,8 yang sangat merusak. Foto: Istimewa/BMKG

JAKARTA, iNews.id - Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 4,8 yang mengguncang Pulau Dewata Bali, Lombok, hingga Mataram, pagi ini rupanya memiliki efek yang sangat merusak.

Padahal, magnitudo gempa ini tergolong kecil.

Berdasarkan catatan dari laman resmi BMKG, diketahui gempa dengan Magnitudo 4,8, terjadi sekira jam 3 pagi, di lokasi 8.32 LS,115.45 BT atau 8 km Barat Laut Karangasem-Bali, dengan kedalamann 10 Km.

Gempa ini dirasakan kuat di wilayah Karangasem, Denpasar dan Lombok Utara IV MMI. Lalu Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat dan Mataram III MMI.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono mengungkapkan, gempa bisa sangat merusak karena dangkal dan banyak bangunan yang di bawah standar.

"Gempa kecil kok merusak? Ini karena gempa dangkal, bangunan di bawah standar, efek tanah lunak endapan lahar akan mengamplifikasi guncangan gempa, dan efek topografi perbukitan pemicu collateral hazard dampak ikutan, berupa longsoran dan runtuhan batu," kata Daryono, demikian dikutip dari Twitter @DaryonoBMKG, Sabtu (16/10/2021).

Dijelaskan dia, sumber Gempa Bali M 4,8 yang merusak pagi ini, terjadi karena diakibatkan aktivitas sesar atau patahan aktif lokal. Bukan akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Aec Thrusting).

"Meski ada dugaan karena lokasi episenter di kompleks gunungapi Agung-Batur bisa jadi ada kaitan dengan migrasi magma yang mentrigger aktivitas sesar lokal. Hasil monitoring BMKG hingga pagi ini pukul 5.30 WIB tercatat 3 kali gempa susulan (aftershocks) pasca gempa 4,8 yang merusak di Rendang, Karangasem, Bali," lanjutnya.

"Pusat gempa Karangasem ini terletak di zona gempa swarm Kompek Gunung Agung-Batur pada tahun 2017. Gempa swarm yang terjadi pada bulan Sept-Okt 2017 memiliki mag terbesar 4,2. Selanjutnya, pada 8 Nov 2017 terjadi gempa paling kuat dengan mag 4,9 yang juga menimbulkan kerusakan ringan," pungkasnya.

Editor : Eka Dian Syahputra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut