get app
inews
Aa Text
Read Next : Harry Styles Sumbangkan Uang Rp98 Miliar untuk Amal Hasil Konser Love on Tour

Kisah Sylvia Bloom, Crazy Rich yang Hidup Sederhana Diam-diam Sumbang Kekayaan Miliaran untuk Amal

Senin, 25 Juli 2022 | 07:00 WIB
header img
Kisah Crazy Rich Sylvia Bloom hidup sederhana. (celebrities.id/Skynews)

NEW YORK, iNews.id - Kisah perjalanan hidup Sylvia Bloom begitu menginspirasi. Di mana dia merupakan salah satu crazy rich yang hidup sederhana, namun hobi beramal.

Sylvia Bloom semasa hidupnya merupakan seorang sekretaris di salah satu firma hukum di New York City, Amerika Seriakt (AS). 

Di balik kehidupannya yang sederhana, ternyata dia crazy rich yang mengumpulkan uang banyak secara diam-diam itu, kemudian menyumbangkan sebagian besar uangnya untuk amal

Bloom tidak dilahirkan dari keluarga kaya raya. Dia yang lahir dari imigran Eropa Timur dan dibesarkan di Brooklyn selama era depresi besar mengenyam pendidikan di Hunter College sambil kerja di malam hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada 1947, dia bergabung dengan firma hukum Cleary Gottlieb Steen & Hamilton sebagai salah satu karyawan pertama dan terlama yang bekerja di sana. Bloom bekerja di firma hukum tersebut selama 67 tahun.  

Bloom bersama suaminya, Raymond Margolies hidup sederhana di sebuah apartemen sewaan. Padahal, menurut teman dan eksekutif di Cleary Gottlieb Steen & Hamilton, Paul Hyams, Bloom bisa tinggal di Park Avenue jika dia mau. 

"Dia jelas bukan seorang yang boros," katanya, dikutip dari New York Times.  
Selain tinggal di apartemen sewaan, Bloom diketahui selalu naik kereta bawah tanah untuk bekerja. Bahkan, Hyams pernah melihat Bloom yang masih bekerja di usia 96 tahun naik kereta dengan kesusahan. Namun setelah pensiun pada usia 97 tahun, Bloom akhirnya setuju pindah ke kawasan hunian untuk orang tua.

Hyams mengatakan, Bloom menyesal tidak pernah sekolah hukum. Namun Hyams benar-benar terkejut mengetahui kekayaan yang dimiliki Bloom setelah kematiannya.  

"Dia tidak pernah berbicara tentang uang dan dia tidak menjalani kehidupan yang mewah. Dia tidak mencolok dan tidak ingin menarik perhatian," ujar Hyams.

Lebih lanjut dia menggambarkan sosok Bloom adalah seorang pecinta coklat tapi bukan pemberian mahal. Menurutnya, Bloom hanya akan menerima hadiah coklat spesialnya dalam jumlah kecil. 

"Dia adalah anak dari era Depresi dan dia tahu bagaimana rasanya tidak punya uang. Dia memiliki empati yang besar untuk orang lain yang membutuhkan dan ingin semua orang mendapat penyelesaian yang adil," ucapnya. 

Tak hanya teman, kerabat terdekatnya dan mungkin suaminya yang lebih dahulu meninggal pada 2002 lalu juga tidak mengetahui Bloom telah mengumpulkan banyak uang selama beberapa dekade. Bloom mengumpulkan kekayaannya dari hidup irit dan investasi.  

Menurut keponakan Bloom, Jane Lockshin, bibinya yang tidak memiliki anak tersebut, melakukan investasi dengan mengamati investasi yang dilakukan atasannya selama kariernya sebagai sekretaris.  

"Dia adalah seorang sekretaris yang melayani bosnya, termasuk investasi pribadi mereka. Jadi ketika bosnya akan membeli saham, dia akan melakukan pembelian untuknya, kemudian dia juga membeli saham yang sama untuk dirinya sendiri, tetapi dalam jumlah yang lebih kecil," tuturnya. 

Karena Bloom tidak pernah membicarakan hal tersebut, bahkan kepada orang terdekatnya, sehingga sangat mengejutkan saat mengetahui bibinya ternyata seorang crazy rich. Saat kematiannya, Bloom diketahui memiliki kekayaan lebih dari 9 juta dolar AS atau jika dikonversi dengan kurs saat ini, sekitar Rp135 miliar.  

"Dia memiliki jutaan dolar AS dan dia tidak pernah menyebutkan sepatah kata pun," kata Lockshin. 

Surat wasiat Bloom mengizinkan sejumlah uang yang dimilikinya untuk diserahkan kepada kerabat dan teman. Namun meminta sebagian besar kekayaannya digunakan untuk didonasikan kepada siswa yang membutuhkan. 

Bloom menyumbangkan sekitar 6,24 juta dolar atau sekitar Rp93,3 miliar kepada lembaga amal Henry Street Settlement di Lower East Side, AS pada 2016 lalu. Itu merupakan donasi terbesar dari individu kepada kelompok layanan sosial dalam lebih dari 1 abad. Selain itu, dia juga menyumbangkan 2 juta atau sekitar Rp29,9 miliar untuk tambahan dana ke lembaga beasiswa.

Editor : Eka Dian Syahputra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut