JAKARTA, iNewsBekasi.id - Masjid Jakarta Islamic Center yang berada di Koja Jakarta Utara mengalami kebakaran, Rabu (19/10/2022) sore sekira pukul 15.32 WIB ba'da Asar. Peristiwa kebakaran di eks tempat lokalisasi ini pun langsung viral di media sosial.
Kabar kebakaran Masjid Jakarta Islamic Center Koja ini pertama kali diinfokan oleh akun Instagram @humasjakfire.
"Rabu (19 Oktober 2022) Terjadi kebakaran yang melanda kubah masjid Jakarta Islamic Center, Jl. Kramat Jaya Raya, 006/001, Kel. Tugu Utara, Kec. Koja, Jakarta Utara," tulis akun tersebut.
Berikut fakta-fakta Masjid Jakarta Islamic Center yang mengalami kebakaran hari ini.
1. Detik-detik Kebakaran
Diketahui kebakaran itu membuat geger warga sekitar. Vieo detik-detik Masjid Islamic Center Jakarta Koja terbakar pun viral di media sosial.
Tak hanya itu, warga sekitar yang melihat peristiwa ini bergidik ketakutan. Menurut seorang warga, kobaran api dengan cepat menyampar kubah masjid.
"Ya Allah apinya membesar lagi, cepat sekali," ucap salah seorang warga.
Dalam video viral yang beredar, kepulan asap terlibhat membumbung tinggi. Kobaran api terlihat semakin lama semakin besar.
Di dalam masjid juga terlihat bagian atap roboh. Kemudian kubah masjid langsung ambruk seketika.
2. 10 Damkar Dikerahkan
Mengetahui kebakaran yang semakin membesar, pihak damkar langsung mengerahkan 10 unit mobil pemadam kebakaran yang berisi 55 personel.
"Saat ini masih dalam proses pemadaman dengan pengerahan sebanyak 10 unit dan 55 personel," ungkap Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta lewat akun resmi Instagram mereka @humasjakfire.
Akibat musibah ini, jalanan di sekitar Majid Islamic Cneter Koja pun sempat mengalami kemcetan. Selain karena hilir mudik datang mobil pemadam kebakaran, warga pun berdatangan untuk melihat langsung proses pemadaman kebakaran.
3. Penyebab Kebakaran
Kasat Intelkam Polres Metro Jakarta Utara AKBP Slamet Wibisono Yanto mengungkapkan penyebab Majid Islamic Center Koja Jakarta terbakar. Kebakaran tersebut terjadi karena renovasi pada kubah masjid yang berbahan triplek.
Triplek ini diketahui merupakan bahan yang cukup mudah terbakar, sehingga api pun dengan cepat menyebar.
"Berawal dari 4 orang saksi sebagai pekerja dari PT Dwi Agung Sentosa Pratama sedang melakukan renovasi atap kubah Masjid Islamic Center," ungkap Slamet epada iNews.id, Rabu (19/10/2022).
Kubah Masjid Jakarta Islamic Center runtuh saat kebakaran, Selasa (19/10/2022) sore. (Foto: Istimewa/Twitter)
Lebih lanjut, Slamet menuturkan awal mula terjadinya kebakaran diduga ketika para pekerja tidak sengaja membakar membran saat bekerja dengan menggunakan alat bakar.
"Renovasi tersebut menggunakan bahan triplek. Pada saat ingin memasang triplek pada atap kubah masjid tersebut, para saksi melelehkan membran (aspal gulung) untuk menempelkan bahan atap tersebut menggunakan alat bakar," tuturnya.
Percikan api itu kemudian turut membakar bahan bangunan yang rentan terbakar sehingga mengakibatkan timbulnya api yang kian membesar.
"Diduga percikan dari alat bakar mengenai glasbul sampai timbulnya api, kemudian saksi berupaya memadamkan api dengan menggunakan apar namun api semakin membesar dan akhirnya kubah Masjid Islamic keseluruhan terbakar," tuturnya.
4. Kerugian dan Korban Jiwa
Menurut AKBP Slamet Wibisono, hingga kini belum diketahui jumlah kerugian akibat kebakaran Masjid Jakarta Islamic Center.
"9 unit damkar yang dipimpin oleh Bapak Eko Budiyanto datang dan langsung melakukan penanganan kebakaran hingga saat ini api masih belum padam dan masih dalam penanganan petugas kebakaran. Kerugian belum dapat ditaksir," paparnya.
Lanjutnya, tidak ada jumlah korban jiwa akibat musibah ini.
5. Dulunya Tempat Lokalisasi
Lokasi berdirinya Masjid Jakarta Islamic Center ini rupanya dulunya adalah tempat lokalisasi tempat para wanita menjajakan diri. Nama tempat lokalisasi itu adalah Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak.
Nama lokalisasi Kramat Tunggak ini pun sempat terkenal di Asia Tenggara.
Di tahun 1970-an, terdapat sekitar 300 pekerja seks komersil (PSK) dengan 76 muncikari. Jumlah tersebut bahkan meningkat hingga 1.615 orang di tahun 1999 dengan 258 muncikari. Tercatat ada 277 bangunan dengan 3.546 kamar.
Perkembangan lokalisasi di wilayah itu makin merasahkan warga. Mereka pun mendesak agar lokalisasi Kramat Tunggak ditutup.
Hingga kemudian, Gubernur Sutiyoso berniat mengubah tempat lokalisasi itu dan membangun sebuah Islamic Center.
Kramat Tunggak secara resmi ditutup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 31 Desember 1999. Sebelum penggusuran dilakukan, para muncikari ditawari uang ganti rugi, sedangkan ribuan PSK diberi pendampingan selama lima tahun.
Di tahun 2001 Sutiyoso pun membentuk Forum Curah Gagasan. Dukungan terhadap Sutiyoso semakin menguat hingga rencana membangun masjid itu diutarakan ke Prof Azzumardi Azra yang saat itu menjabat Rektor UIN Syarif Hidayatullah. Master plan pembangunan JIC pun dibuat tahun 2002. Bahkan di tahun yang sama, dilakukan Studi Komparasi ke Islamic Centre di Mesir, Iran, Inggris dan Perancis untuk pembangunan JIC tersebut.
Masjid Jakarta Islamic Center pun selesai dibangun dan diresmikan oleh Sutiyoso pada 4 Maret 2003. (*)
Editor : Hikmatul Uyun