JAKARTA, iNewsBekasi.id - Apa itu takdir Muallaq? Berikut pengertian dan contohnya yang akan dibahas dalam artikel ini. Hal ini pun sangat berarti dalam kehidupan seorang, sebab merupakan bagian dari iman pada Qadha dan Qadar.
Seperti diketahui, setiap Muslim diajarkan untuk percaya dengan takdir atau ketetapan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sehingga wajib memiliki niat yang yakin segala perbuatan makhluk, sengaja atau tidak, sudah ditetapkan Allah Ta'ala.
Kendati demikian, ada takdir yang masih bisa diubah dengan usaha atau ikhtiar, yakni takdir muallaq.
Apa Itu Takdir Muallaq?
Berdasarkan laporan ilmiah yang dipublikai Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta takdir Muallaq merupakan ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang mungkin bisa diubah manusia lewat usaha atau ikhtiar, jika Allah Ta'ala mengizinkan.
Hal tersebut tertuang dalam Alquran Surat Ar-Ra'd Ayat 11:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."
Umat Islam percaya bahwa takdir muallaq ada kaitannya dengan doa. Sebab, kita pun mesti meyakini bahwa setiap doa yang dipanjatkan kepada Allah Azza wa Jalla akan didengar dan dikabulkan sesuai kehendak-Nya.
والدعاء ينفع مما نزل ومما لم ينزل وإن البلاء لينزل فيتلقاه الدعاء فيعتلجان إلى يوم القيامة. والدعاء ينفع في القضاء المبرم والقضاء المعلق. أما الثانى فلا استحالة في رفع ما علق رفعه منه على الدعاء ولا في نزول ما علق نزوله منه على الدعاء
Artinya: "Doa bermanfaat terhadap apa yang datang dan apa yang belum datang (dari langit). Bala pun akan datang dan bertemu dengan doa. Keduanya (bala dan doa) senantiasa ‘berperang’ hingga hari kiamat. Doa bermanfaat pada qadha mubram dan qadha muallaq. Perihal yang kedua (qadha muallaq), maka tidak mustahil menghilangkan apa (putusan) yang penghilangannya digantungkan pada doa dan tidak mustahil mendatangkan apa (putusan) yang penghadirannya digantungkan pada doa." (Lihat Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Tuhfatul Murid ala Jauharatut Tauhid, (Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun) halaman 91)
Editor : Eka Dian Syahputra