JAKARTA, iNewsBekasi.id - Alquran dan sains telah lama mengungkapkan fenomena bulan terbelah. Ini pun dijelaskan di ayat-ayat suci Alquran, salah satunya soal bukti-buktinya.
Sebagaimana diketaui, bulan adalah satelit alami dan satu-satunya milik planet bumi. Bulan juga menjadi satelit terbesar kelima dalam tata surya.
Lalu bulan merupakan satelit alami terbesar di tata surya menurut ukuran planet yang diorbitnya.
Sedangkan pada penelitian modern yang dilakukan NASA didapati bulan bukanlah objek mati. Para peneliti memakai Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) untuk mengamai bulan.
Tom Watters dari Smithsonian National Air and Space Museum mengatakan ada patahan pada bulan yang dinamakan Lobate Scarp.
Patahan ini diyakini terjadi akibat material kerak bulan yang saling mendorong sehingga terjadi retakan.
Jadi, itu mengindikasikan bahwa sesuatu menyebabkan bulan mengalami pengerutan atau penyusutan," jelasnya, seperti dilansir dari Okezone.
Selanjutnya peneliti coba mengetahui kapan terjadinya patahan tersebut. Tom memperkirakan patahan itu mungkin terjadi dalam waktu kurang dari miliaran tahun lalu, bahkan mungkin kurang dari ratusan juta tahun lalu.
Munculnya fenomena patahan atau tanda yang terlihat bulan pernah terbelah itu disebutkan dalam salah satu ayat di kitab suci Alquran sekira 1.400 tahun Lalu. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surah Al Qamar Ayat 1:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ
"Saat (hari kiamat) makin dekat, bulan pun terbelah." (QS Al Qamar: 1)
Terbelahnya bulan juga merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam sebagai bukti kenabian di hadapan orang-orang musyrik.
وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ
وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ ۚ وَكُلُّ أَمْرٍ مُسْتَقِرٌّ
"Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: '(Ini adalah) sihir yang terus-menerus. Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya'." (QS Al Qamar: 2–3)
Allahu a'lam.
Editor : Eka Dian Syahputra