JAKARTA,iNews.id- Deteksi dini kesehatan menjadi poin terpenting agar masyarakat senantiasa sehat dan optimal dalam menjalankan aktivitas keseharian.
"Deteksi dini kesehatan menentukan langkah pencegahan penyakit. Sebagai contoh, Aneurisma (aneurysm) merupakan suatu area yang membengkak dan lemah pada otak dan 'kelainan' pada otak ini terdapat pada 5% manusia. Aneurisma jika pecah dapat menyebabkan pendarahan internal, stroke dan fatalnya sering berujung pada kematian," kata dr. Pectra Wahjoepramono Sp.BS, B.med.Sci(Hons)F.I.C.S dari Siloam Hospitals Lippo Village, Rabu, (16/3/2022).
Dalam melakukan deteksi dini kesehatan pada otak dan jantung, ujar dia, bisa menggunakan brain check up plus yang berfungsi deteksi dini kepala dan jantung, serta semua keterkaitan fungsinya.
Dokter Spesialis Jantung Pembuluh Darah I Made Sakta Suryaguna menambahkan, saat seseorang beraktifitas fisik atau berolahraga, badan dan organ merespon dengan dua kemungkinan, respons adaptif dan respon maladaptif.
Respons adaptif yaitu dimensi jantung akan lebih besar, pompa darah dan 'kelistrikkan' jantung meningkat dan sejumlah pembuluh darah mengakomodasi peningkatan aktifitas yang tentunya resiko serangan jantung menjadi rendah.
Sedangkan respons maladaptif sesungguhnya terjadi karena aktifitas yang berlebihan, jenis olahraga yang tidak cocok dan mungkin mengidap penyakit yang beresiko menyebabkan ketidakseimbangan aliran dan tekanan darah atau bahkan kejadian henti jantung mendadak yang dapat disebabkan oleh genetik, gangguan katup, atau lain sebagainya.
"Oleh karena itu perlu deteksi dini kesehatan secara berkala sebelum kita beraktifitas fisik guna mencegah serangan penyakit," tambah Dokter Made Sakta.
Dalam menyayangi jantung, lanjut Dokter Made Sakta, hendaknya setiap orang memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan untuk menjaga kesehatan jantung. Sejumlah faktor resiko ada yang dapat diubah atau dimodifikasi, maupun ada yang tidak dapat diubah seperti gender dan genetik.
"Namun sesuatu yang penting dan dapat diubah, adalah kurang beraktifitas, dan rasa malas sebagai pencetus keluhan timbulnya penyakit," pungkas Dokter Made Sakta.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta