get app
inews
Aa Text
Read Next : 43 Napi Lapas Cikarang Terima Remisi Natal 2024

Australia Ancam China akan Hadapi Konsekuensi Jika Dukung Rusia

Jum'at, 18 Maret 2022 | 17:57 WIB
header img
PM Australia Scott Morrison (Foto: DPA)

AUSTRALIA, iNews.id - Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengungkapkan China bakal hadapi konsekuensi apabila mendukung serangan Rusia ke Ukraina, dengan alasan langkah seperti itu akan menjadi "kekejian" sambil mengisyaratkan sanksi internasional baru bagi Beijing.

Ditanya apakah ada hukuman untuk China atas penolakannya untuk mengutuk serangan Rusia yang sedang berlangsung, PM mengatakan kepada wartawan bahwa Australia akan bergabung dengan sekutu dalam memberikan sanksi kepada negara tersebut.
“Kami akan bergerak sejalan dengan mitra dan sekutu kami dalam masalah ini, dan Amerika Serikat telah membuat beberapa pernyataan yang sangat jelas tentang ini dan kami mendukung pernyataan itu,” katanya pada Rabu (16/3).

Dia menyerukan seluruh dunia untuk mengakhiri kekerasan dan agresi Rusia yang mengerikan di Ukraina.

Morrison melanjutkan dengan berargumen bahwa Beijing harus sangat transparan tentang hubungannya dengan Moskow, termasuk ketika harus memberi mereka jalur kehidupan ekonomi selama krisis global ini dan berpotensi apa. Termasuk dukungan yang telah dibahas untuk dukungan militer Rusia jika ada.

Komentar Morrison sejalan dengan ancaman serupa dari Washington, yang juga telah memperingatkan "konsekuensi signifikan" untuk bantuan militer atau ekonomi apa pun ke Moskow.

“Kami tidak akan membiarkan itu berlanjut dan membiarkan ada jalur kehidupan ke Rusia dari sanksi ekonomi ini dari negara mana pun, di mana pun di dunia,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan Minggu lalu, menjelang pertemuan dengan diplomat China Yang Jiechi di Roma.

Terlepas dari laporan bahwa China sekarang sedang dalam pembicaraan dengan Rusia dan menawarkan untuk memberikan bantuan, para pejabat di Beijing telah menolak tuduhan itu sebagai disinformasi. Adapun Kedutaan Besar China di AS mengatakan tidak mengetahui hal tersebut.

Diketahui, Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada akhir Februari, menuduh Kiev menolak menerapkan rencana perdamaian untuk dua republik yang memisahkan diri di wilayah Donbass setelah bertahun-tahun pertempuran. Ukraina telah menyebut "operasi khusus" itu sebagai serangan yang tidak beralasan, sikap yang digaungkan oleh AS dan daftar panjang sekutu, yang telah membalas dengan sanksi luas terhadap Rusia dan meningkatkan pengiriman senjata ke militer Ukraina.

Editor : Eka Dian Syahputra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut