Limbad Ditahan Imigrasi Arab Saudi Dituding Dajjal, Ternyata Jago Baca Alquran
JAKARTA, iNewsBekasi.id - Kabar mengejutkan seputar penahanan pesulap fenomenal Master Limbad oleh petugas Imigrasi Bandara Internasional Raja Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, akhirnya terkuak ke publik. Publik menanti jawaban apa sebenarnya terjadi hingga Limbad ditahan
Asisten Master Limbad, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, membeberkan secara lengkap insiden tak terduga yang terjadi dalam perjalanan umrah ketiga sang pesulap.

Akibat penampilannya yang mencolok, Master Limbad diminta untuk masuk ke ruangan pemeriksaan terpisah. Sementara itu, jemaah umrah lainnya diizinkan melanjutkan perjalanan. Selama proses ini, Master Limbad didampingi oleh pemandu umrahnya.
Di dalam ruangan, petugas imigrasi menginterogasi Master Limbad mengenai identitas dan profesinya di Indonesia. Meskipun pemandunya menjawab semua pertanyaan, petugas tidak langsung percaya. "Mereka bahkan menuding Master Limbad sebagai dajjal, setan, iblis, dan penganut satanik," ungkap sang asisten.

Meskipun demikian, petugas masih belum sepenuhnya yakin bahwa Master Limbad adalah seorang Muslim dan pesulap yang memang berpenampilan unik. Mereka kemudian melakukan pemeriksaan fisik Master Limbad, mulai dari rambut, badan, hingga gigi taringnya. Setelah itu, Master Limbad diminta untuk membaca potongan ayat Alquran secara acak sebagai bukti keimanannya.
Dengan senang hati, Master Limbad membaca Alquran, salah satunya Surat Ar Rum, hingga selesai dengan fasih. Melihat kemampuannya membaca ayat suci, barulah petugas imigrasi benar-benar percaya bahwa sang pesulap adalah seorang Muslim. Mereka pun segera membebaskannya dan bahkan berpelukan haru.
Setelah dibebaskan, pria berusia 53 tahun itu melanjutkan ibadah umrahnya. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan mendapatkan pengawalan khusus dari tentara Saudi untuk memudahkan dirinya beribadah, termasuk salat di Raudhah, salat di Hijir Ismail, hingga mencium Hajar Aswad. Master Limbad juga diajak berkeliling ke berbagai daerah di Mekkah, termasuk gurun pasir.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta