IDFES 2025 Memasuki Era Fashion 5.0, Penuh Inovasi
JAKARTA iNewsBekasi.id – Indonesia Fashion Ecosystem Summit (IDFES) 2025 memasuki era fashion 5.0, di mana fashion bukan hanya tentang pakaian, tetapi juga inovasi yang memberdayakan, integrasi ekosistem yang solid dan dampak nyata bagi masyarakat serta lingkungan.
Melinda Babyanna, CEO & Founder TBF Consultant sekaligus Chairwoman TBF, mengatakan masa depan fashion Indonesia ada di tangan generasi baru, generasi yang tidak hanya kreatif, tetapi juga berdaya, beretika, dan berani mendobrak batas.
"Tema 'Next Gen Fashion' lahir dari kesadaran bahwa fashion global tengah memasuki era Fashion 5.0, di mana teknologi, circularity, sustainability, dan human-centric values menyatu. Fashion bukan hanya tentang pakaian, tetapi tentang inovasi yang memberdayakan, integrasi ekosistem yang solid, dan dampak nyata bagi masyarakat serta lingkungan," kata Melinda.
Lewat tajuk "Next Gen Fashion: Innovate, Integrate, Impact", perhelatan kedua IDFES yang digagas TBF Consultant, yang fokus pada pengembangan ekosistem fashion, serta didukung penuh oleh Pinterest dan SMK NU Banat Kudus ini bertujuan menjadi Community Hub bagi para fashionpreneur, pembuat kebijakan, dan seluruh rantai pasok industri untuk mengakselerasi transformasi digital, keberlanjutan, dan pertumbuhan UMKM fashion lokal ke skala global.
Kebangkitan produk lokal pascapandemi telah menciptakan momentum emas. Data BPS menunjukkan konsumsi pakaian di Indonesia melonjak 7,02% pada Kuartal II-2023—rekor tertinggi dalam 14 tahun terakhir—didukung oleh survei Ipsos Global Trends yang mencatat 87% konsumen Indonesia lebih memilih produk lokal.
Memecahkan Hambatan Ekosistem: Dari Akses Hingga Pasar Global Melinda Babyanna memaparkan bahwa fragmentasi ekosistem mode Indonesia bermuara pada tiga masalah utama yaitu 3 C : Connection , Capital , dan Capacity, Connection atau jejaring yang terbatas ke dalam rantai pasok, Capital keterbatasan modal dalam bertumbuh, Capacity terkait sulitnya mencapai Minimum Order Quantity (MOQ). Ini yang membuat deal antar pebisnis dan ekosistemnya tidak terwujud. Untuk mengatasi ini, TBF menjalankan strategi konkret, seperti penguatan rantai pasok etis.
"Visi terkuat TBF adalah memperkuat ekosistem dengan mengkurasi supplier, penjahit, dan konveksi sebelum dihubungkan dengan klien. Hal ini krusial untuk menjaga
sustainability dan etika bisnis," ujar Melinda.
Selain itu, konektivitas berkelanjutan di mana IDFES melampaui pameran dengan sesi Business Networking dan program pasca-acara yang berkelanjutan seperti TBF Masterclass dan Business Camp serta TBF Fashion Trip dan Fabric Testing.
"Peserta bisa langsung melihat proses manufaktur dan bahan, memastikan kolaborasi itu nyata dan terus tumbuh," kata dia.
Dijelaskannya, Fashion 5.0 menuntut adaptasi, namun harus berlandaskan pada dampak sosial.
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan teknologi atau AI, namun kita butuh manusianya. Kita perlu memahami trinitas People, Planet, Profit karena semuanya terkait. Kita perlu membina SDM-nya dan menjaga alam-nya untuk mendapatkan profit, baik dalam rupa uang maupun manfaat," ucapnya.
Editor : Tedy Ahmad