Ali Moertopo Raja Intelijen Pembentuk Operasi Khusus hingga Meleburkan Partai-Partai Politik

Tim iNews.id
Letjen TNI Ali Moertopo. (Foto: Ist)

BILA Jenderal TNI LB Moerdani disebut banyak pihak sebagai bos intelijen di Indonesia maka seniornya Letjen TNI Ali Moertopo lebih dari itu.

Dengan kemampuan analisa dan intelijen, pria kelahiran Blora, Jawa Tengah pada 23 September 1924 ini  membuat strategi agar pengaruh Orde Baru bisa terus bertahan.

Dilansir dari buku 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia, Penerbit Narasi menyebutkan Ali Moertopo pernah menjadi Kepala Badan Koordinasi Intelijen (Bakin) dan Menteri Penerangan RI (1978-1983)

Ali Moertopo berperan besar dalam melakukan modernisasi intelejen Indonesia. Ia terlibat dalam operasi-operasi intelejen dengan nama Operasi Khusus (Opsus) yang terutama ditujukan untuk memberangus lawan-lawan politik pemerintahan Soeharto.

Pada tahun 1968, Ali juga yang menggagas dan mendesain  peleburan partai-partai politik, yang saat itu sangat banyak jumlahnya, menjadi beberapa partai saja agar lebih mudah dikendalikan. 

Gagasan dan desain ini pun disetujui oleh Presiden Soeharto kala itu dan peleburan terwujud pada tahun 1973 sewaktu semua partai melebur menjadi tiga partai: Golkar, PPP (penggabungan partai-partai berbasis Islam), dan PDI (penggabungan partai-partai berbasis nasionalis).

Ali Moertopo juga begitu intens melakukan berbagai aksi yang semakin membuat Orde Baru kukuh. Melalui lembaga Operasi Khusus (Opsus), ia melibas aktivis-aktivis pro-demokrasi maupun kaum oposisi yang berani bersuara menentang rezim Orde Baru. Organisasi "buldoser" ini begitu efektif dan ditakuti tokoh-tokoh prodemokrasi. Lembaga intelijen tentara dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi semacam perangkat early warning bagi penguasa untuk memberangus lawan-Iawan politiknya.

Pada tahun 1971, bersama Soedjono Hoemardani, asisten pribadi Soeharto, ia merintis pendirian CSIS (Centre for Strategic and International Studies) yang merupakan lembaga penelitian kebijakan pemerintahan. 

Pada tahun 1972, ia menerbitkan tulisan Dasar-dasar Pemikiran tentang Akselerasi Modernisasi Pembangunan 25 Tahun yang selanjutnya diterima MPR sebagai strategi pembangunan jangka panjang (PJP).  Ali Moertopo wafat  pada  15 Mei 1984 atau pada umur 59 tahun.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network