Jakarta, iNews.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mendorong etanol dapat menjadi pengganti BBM fosil di Indonesia. Menurutnya hal ini telah diterapkan negara-negara lain di dunia.
"Kita sedang mendorong Holding PTPN bisa meningkatkan (produksi) sebagian untuk gula dan sebagian lagi untuk etanol. Kita tahu sekarang banyak negara di dunia seperti Brazil ataupun India sudah mendorong etanol sebagai substitusi untuk BBM," ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI DPR RI yang dipantau secara daring di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (24/8/2022).
Erick juga menjelaskan jika Etanol juga memiliki Research Octane Number (RON) hingga 130-an. Sebenarnya apa yang dimaksud RON?, RON merupakan kandungan bahan bakar minyak atau BBM untuk kendaraan memikiki nilai oktan tertentu.
Menurutnya, jika Indonesia bisa mengonsolidasikan etanol sebagai subtitusi BBM, maka akan memperbaiki keuangan negara.
Serta hasil produksi minyak Indonesia dengan kualitas bagus bisa dikirim ke luar negeri.
Lalu, Indonesia mengimpor BBM dengan kualitas yang lebih rendah dan dicampur dengan etanol.
"Kita melihat kalau Thailand saja bisa memproduksi bioetanol ini sampai 12 persen dan India bisa menghasilkan sampai 10 persen, kenapa kita tidak bisa? Ini yang kita coba lakukan," jelasnya.
Dirinya pun mendorong BUMN bisa melakukan substitusi impor BBM atau memproduksi energi jenis baru.
Tak hanya itu, ia kembali memastikan Kementerian BUMN mendorong program kelapa sawit menjadi bahan bakar B40 ataupun biofuel.
Sebelumnya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan seperti bioetanol untuk bahan bakar nabati.
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Haznan Abimanyu mengatakan Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar nabati yang penggunaannya dapat digunakan sebagai aditif dan pengganti atau blending untuk bensin.
Penggunaan etanol sebagai campuran BBM dapat mengurangi 70-90% emisi karbondioksida dibandingkan dengan bahan bakar minyak setara oktan 90.
Namun penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar di dalam negeri masih menghadapi beberapa tantangan yaitu sifat fisik etanol itu sendiri, adanya komitmen tersedianya bahan baku dan pangkalan data, serta neraca energi.
Editor : Fatiha Eros Perdana
Artikel Terkait