JAKARTA, iNewsBekasi.id - Viral seorang pria yang sudah menjalankan bisnis hingga sukses tapi justru memilih menjadi marbot masjid Di balik itu, dia punya niat sederhana, di mana hanya ingin hidup berkecukupan dan ingin bermanfaat untuk banyak banyak orang dengan caranya sendiri.
Pria inspiratif tersebut bernama Nanang Syaifurozi. Dia berasal dari Banjarnegara dan tinggal di Yogyakarta, mempunyai usaha dengan nama "Rumah Warna" yang berisi pernak-pernik barang unik.
Usaha ini didirikan pada 2002. Sejarahnya dimulai dari ide kreatif dirinya dan sang istri Ane. Keduanya memang hobi membuat pernak-pernik. Salah satu usahanya adalah produk tas.
Dari situlah mereka menginovasikan macam-macam model tas dan membuatnya lebih menarik dengan warna. Itu alasan nama tokonya Rumah Warna, karena berani memadulan warna-warna yang jarang sekali orang berani pakai.
Nanang bercerita pada tahun 2002 kebanyakan warnanya lebih ke pastel. Ia pun memberanikan diri menginovasi tasnya dibikin warna ungu hijau ngejreng.
"Berbicara bisnis sebenarnya kuncinya adalah inovasi dan harus berpikir keunikan apalagi yang harus ditambahkan. Karena bicara hanya bikin produk semua orang pasti bisa, justru yang mahal dari value sebuah bisnis itu kan adalag brand nya atau produknya," ucap Nanang dalam kanal YouTube Pecah Telur.
Dia bersama istrinya membagi perannya masing-masing. Nanang sebagai eksekusi produksinya dan istrinya di bagian idenya karena lebih tahu selera wanita itu seperti apa. Kemudian ketika berjalan, Nanang sebagai marketing-nya dan istri di bagian produksinya.
"Kalau di sisi usaha sih ndak ada konfilik gitu ya, malah di hal-hal yang lain. Justru ketika mucul ujian-ujian di sana-sini ya kita hadapi berdua dengan visi tetap visi yang sama," ucap Nanang.
Pada 2016, Nanang mulai mengenal ajaran agama Islam lebih dalam. Ia menjelaskan selama perjalanan bisnis 14 tahun terasa seperti rutinitas sehingga lebih mengenal agama Islam dan memahami bahwa visi hidup yang ia buat tidak bernilai apa pun di hadapan Allah dan juga berkontribusi dalam dakwah.
Nanang mengaitkan usaha bisnismya dengan membuat event muslim untuk masyarakat dan karyawan. Awalnya fasilitasnya hanya kerja kemudian baca Alquran, tempat beribadah, dan ilmu-ilmu tentang agama ilmu fikih.
Event tersebut bernama Muslim United yang mendudukkan ustadz-ustadz dari berbagai kelompok. Setelah pandemi masuk ke tahun lertama, event ini sulit dilaksanakan. Akhirnya Nanang memustuskan membuat masjid dan event-nya itu malahan harian, bukan tahunan lagi.
Masjid yang dibuat pun bukan bangun masjid, melainkan tempat yang dipunya diinovasikan lagi.
"Kan saya punya toko, toko itu saya sulap tiga hari membuat masjid dengan apa yang ada aja di rumah. Kayak gorden saya lepasin tutupannya, engga ada kaca, saya bikinnya pakai mika," paparnya.
"Jadi untuk sholat lima waktu, untuk Jumatan, enggak perlu izin dulu, dan untuk jamaahnya ya menggunakan karyawan," tambahnya.
Fasilitas masjid yang ia buat sangat menarik. Terdapat pesantren gratis jadi akses masyarakat, akses makan buat masyarakat, layanan kesehatan di setiap hari Jumat untuk masyarakat maupun medis dalam dakwah.
Hal yang lebih menarik lagi terdapat fasilitas bioskop, panggung, dan juga warmindo. "Karena zaman sekarang tuh kebanyakan anak muda ya, jadi saya fokusnya ke anak muda saja. Menfasilitasi anak muda biar enjoy dengan masjid," ucap Nanang.
"Ada yang bilang enggak keren menjadi marbot, padahal ini pekerjaan yang mulia. Orang yang memajukan masjid. Anak-anak muda yang tumbuh di masjid dalam ketataan itu di mata Allah," pungkas Nanang.
Wallahu a'lam bisshawab.
Editor : Eka Dian Syahputra
Artikel Terkait