Guru SD Raih Gelar Magister Pendidikan Sains dengan IPK 4,00 Sempurna. Begini Cara Belajarnya 

Neneng Zubaidah
Guru SD Dita Ardwiyanti yang juga mahasiswa magister Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) lulus dengan nilai sangat sempurna IPK 4,00. (Foto: Ist)

JAKARTA,iNews.id - Guru SD Dita Ardwiyanti yang juga mahasiswa magister Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) lulus dengan nilai sangat sempurna IPK 4,00. 

Dita lulus  dari program studi Magister Pendidikan Sains.  Dita menjadi wisudawan terbaik Prodi ini lahir di Pontianak, 30 Desember 1995 dan berkuliah di UNY dengan beasiswa sejak menempuh pendidikan sarjana.

Pada jenjang sarjana, dia menempuh S1 pada prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY tahun 2013-2017 dengan beasiswa Bidikmisi dari Kemendikbudristek dan pernah pula meraih IPK sempurna 4,00. Kini dia melanjutkan prestasinya lagi di jenjang magister yang ditempuh dengan beasiswa BPI LPDP.

Dita mengaku, proses belajar jenjang magister ternyata jauh berbeda dengan apa yang dia alami semasa menempuh pendidikan jenjang sarjana.

“Saat sarjana, dosen masih memberikan ‘rel’ bagi kami untuk mengembangkan diri. Namun pada jenjang magister, kami benar-benar dituntut untuk menjadi pemikir bebas yang independen, namun bertanggung jawab,” katanya melansir laman resmi UNY di uny.ac.id, Senin (29/11/2021).

Kapabilitas meramu pengetahuan dari berbagai sumber ilmu secara mandiri mutlak diperlukan. Oleh sebab itu mulai dari semester 1 Dita mendisiplinkan diri untuk membaca hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal nasional dan internasional setiap harinya.

Kemudian artikel tersebut diringkas dengan bahasa sendiri dan dituliskan dalam buku khusus. Ternyata strategi belajar yang demikian sangat membantunya dalam perkuliahan. Khususnya dalam meniti jalan untuk publikasi melalui jurnal dan seminar karena publikasi adalah tuntutan primer mahasiswa magister.

Dengan taktik tersebut Dita sudah mengikuti dan menerbitkan artikelnya pada 2 seminar nasional, 3 seminar internasional, dan 1 jurnal nasional terakreditasi Sinta 2.

Warga Gedongsari, Wijirejo, Pandak, Bantul tersebut mengungkapkan bahwa untuk meraih gelar magister harus memiliki bekal yang cukup yaitu kemauan untuk terus belajar.

Setiap orang bisa dengan mudah melanjutkan studi ke jenjang magister, tapi tidak semuanya mampu menghayati ‘semangat belajar sepanjang hayat’.

“Saya hanyalah seorang guru SD. Tidak sedikit orang-orang di sekitar saya berceloteh ‘untuk apa sekolah lagi, toh gelar S.Pd. pun sudah cukup untuk kamu berkarya,” paparnya.

Namun bagi Dita ini bukan semata masalah gelar melainkan sebuah keinginan untuk terus mengaktualisasi diri dengan menambah wawasan baru. Karena seorang guru harus jadi teladan bagi siswanya, terutama dalam hal belajar.

Guru SDIT Salsabila 4 Bantul tersebut mengaku kendala yang dihadapi selama menempuh kuliah juga ada. Ungkapan “musuh terbesar bagimu adalah dirimu sendiri” ternyata benar adanya.

“Sudah saya buktikan selama kuliah, khususnya selama penyelesaian tugas akhir. Saya adalah pribadi perfeksionis dalam hal apapun. Ternyata kepribadian tersebut membuat saya takut melangkah, takut salah, dan takut tidak sesuai ekspektasi,” ujarnya.

Cara mengatasinya adalah dengan membatasi proyeksi masa depan. “Hal ini bukan berarti saya tidak visioner, hanya saja proyeksi masa depan yang berlebihan akan mengurangi kekhidmatan kita menjalani hidup,” papar Dita.

Putri pertama pasangan Sarjiyono yang berprofesi sebagai tukang las dan Arfina, seorang ibu rumah tangga tersebut masih akan mengabdi di instansi, mengaplikasikan ilmu yang sudah diperoleh guna memajukan SDIT Salsabila 4 Bantul.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network