JAKARTA, iNews.id - Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kedapatan adanya kenaikan muka air laut setinggi 7 centimeter (cm) pascagempa dengan kekuatan Magnitudo 7,5 di Larantuka, NTT. Hal tersebut berdasarkan pantauan Stasiun Tide Gauge Reo dan Marapokot, NTT.
Tak hanya itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno menyampaikan dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini berpotensi tsunami, dengan tingkat ancaman waspada di Flores Timur Bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata.
"Hasil monitoring Tide Gauge menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setinggi 7 cm di Stasiun Tide Gauge Reo dan Marapokot, Nusa Tenggara Timur," kata Bambang dalam keterangannya, Selasa (14/12/2021).
Data BMKG telah mencatat episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,59 LS dan 122,24 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 kilometer (km) arah Barat Laut Kota Larantuka, NTT pada kedalaman 10 km.
Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Tambolaka, Waikabubak, Waingapu III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Editor : Fatiha Eros Perdana
Artikel Terkait