JAKARTA, iNews.id - Pesepakbola terkaya, Faiq Bolkiah, selalu sukses mencuri perhatian. Serba-serbi soal kehidupannya selalu menarik dikulik, termasuk soal gaya hidupnya. Bahkan tersiar kabar, Faiq Bolkiah bisa menghabiskan Rp575 miliar dalam sebulan untuk membeli hal-hal yang diinginkannya.
Faiq Bolkiah merupakan seorang pesepakbola asal Brunei Darussalam. Kariernya di dunia sepakbola tidak sesukses yang diharapkan. Dia pernah bernaung di sejumlah klub ternamaan di Benua Biru, seperti masuk ke akademi Southampton hingga Chelsea, kemudian membela Leicester City U-18, dan teranyar Maritimo.
Namun, Faiq kesulitan untuk bermain di skuad utama. Bahkan, di klub asal Portugal, Maritimo, dia belum permaah bermaain satu menit pun hingga kontraknya berakhir di sana pada tiga hari lalu.
Kini, Faiq pun berstatus pengangguran. Beruntung, pemain berusia 23 tahun itu tidak perlu menjadi atlet yang sukses untuk menjalani kehidupan mewah.
Pasalnya, Faiq Bolkiah berpotensi menjadi pesepakbola terkaya di planet ini. Hal ini bisa terjadi krena Bolkiah merupakan keponakan dari Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah. Kekayaan keluarga ini yang mencapai 15 miliar euro atau sekira Rp287 triliun akan diwarisi oleh Faiq sendiri.
Ayah Faiq, Jefri Bolkiah, sendiri merupakan saudara raja minyak. Jadi, Faiq adalah anggota keluarga kerajaan.
Dengan kehidupan yang bergelimang harta, Faiq tentunya bisa melakukan semua yang diinginkan. Tak ayal, untuk mewujudkan semua keinginannya, dia takkan ragu untuk merogoh kocek dalam-dalam.
Sebagaimana diwartakan Market Search Telecast, Jumat (17/12/2021), Faiq bahkan pernah menghabiskan USD40 juta atau sekira Rp575 miliar dalam sebulan untuk membeli barang-barang mewah. Dia membeli mobil, jam tangan, hingga pena emas putih.
Selain itu, uang tersebut juga digunakan Faiq untuk berpesta. Dia menggelar pesta karaoke dengan kerumunan wanita cantik.
Meski bergelimangan harta dan hidup nyaman, Faiq tetap harus berjuang lebih besar lagi jika ingin menjadi pesepakbola kenamaan. Namun, dengan dukungan besar dari orangtua yang terus mengalir kepadanya, Faiq tetap punya harapan besar untuk mewujudkan cita-citanya.
“Saya telah bermain sepakbola dalam waktu yang lama, seingat saya, dan sejak usia sangat muda saya selalu pergi ke lapangan dan bermain bola,” kata Faiq dalam sebuah wawancara.
“Orangtua saya selalu mendukung saya dengan membantu saya mencapai impian menjadi pesepakbola. Mereka melatih saya dengan keras, baik secara psikologis maupun fisik, selama masa kanak-kanak saya, jadi saya harus mengatakan bahwa mereka adalah panutan saya,” pungkasnya.
Editor : Aditya Nur Kahfi
Artikel Terkait