BEKASI, iNews.id- Pemerintah Kota Incheon akan memberikan subsidi kepada pasangan suami-istri jika memiliki bayi yang baru lahir pada 2023 dan 2024. Tidak main-main tunjangan yang diberikan mencapai 100 juta Won atau setara Rp1,2 miliar.
Dilaporkan Korea Herald, Rabu (3/1/2023), Tunjangan tersebut merupakan manifestasi dari program yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Incheon yakni "100 million+i dream".
Untuk detailnya subsidi sebesar 72 juta Won atau sekitar Rp865,1 juta diberikan untuk tunjangan orang tua, tunjangan anak, tunjangan bayi, dan biaya pendidikan.
Sisanya sebesar 28 juta Won atau sekitar Rp336,4 juta merupakaan dana untuk program "Angel Support Program" dan "Child Dream Allowance". Subsidi itu sendiri akan dikucurkan bertahap hingga bayi yang baru lahir itu nantinya berusia 18 tahun.
“Kebijakan ini dihadirkan untuk memberikan dukungan berkelanjutan pada semua tahap pertumbuhan seorang anak. Mulai dari bayi hingga mereka mencapai usia 18 tahun,” kata Wali Kota Incheon, Yoo Jeong-bok.
Menariknya Pemerintah Kota Incheon tidak menutup mata pada bayi-bayi yang lahir sebelum 2023. Mereka tetap membuat kebijakan yang sama, di mana setiap anak yang lahir di antara atahun 2016 hingga 2019 mendapatkan subsidi per bulan 50.000 Won atau sama dengan Rp600.000-an per bulan.
Begitu juga dengan anak-anak yang lahir direntang tahun 2020 dan 2023 mendapat subsidi sebesar 100.000 Won atau sekitar Rp1,2 juta.
Selain itu, pemerintah kota Incheon juga berencana memberikan subsidi lumpsum satu kali untuk menutupi biaya transportasi sebesar 500.000 Won atau sama dengan Rp6 jutaan bagi wanita hamil.
Disebutkan Korea Herald kebijakan tersebut memang dilakukan untuk meningkatkan angka kelahiran di Kota Incheon. Dilansir Badan Statistik Korea, tingkat kelahiran di Incheon memang rendah.
Per Q3 2023 (Juli - September), tingkat kelahiran di Incheon sekitar 0.66, lebih rendah dari tingkat kelahiran nasional (0.7).
Incheon juga menduduki 2 peringkat terendah (terkait tingkat kelahiran) dari total 17 kota besar di Korea Selatan.
“Kami berharap kebijakan kelahiran yang proaktif di Incheon akan mengarah pada dibuatnya kebijakan pendorong kelahiran secara nasional dan berkembangnya kebijakan untuk melawan rendahnya angka kelahiran,” kata Yoo Jeong-bok.
Editor : Wahab Firmansyah
Artikel Terkait