Menurut Viktor, kebutuhan beras di Sabang seharusnya dapat dipenuhi dari stok nasional yang tersedia tanpa harus mengandalkan impor. Ia menegaskan, keberhasilan Indonesia mencapai surplus harus dijaga sebagai bukti kedaulatan pangan.
“Keberhasilan Indonesia memiliki cadangan beras 4 juta ton menunjukkan kemampuan kita untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Oleh karena itu, mari kita jaga kedaulatan dan wibawa pangan Indonesia dengan mengoptimalakan stok dalam negeri tanpa bergantung pada impor,” tambahnya.
Viktor mendorong adanya koordinasi lebih komprehensif antara Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BKPS) dengan pemerintah pusat agar kebijakan yang diambil tidak bertentangan dengan arah pembangunan nasional.
“Kami mendorong adanya koordinasi yang lebih komprehensif antara BKPS dan pemerintah agar kebijakan yang diterbitkan tidak bertentangan dengan arah kebijakan pembangunan nasional,” tegasnya.
Fraksi NasDem menilai momentum kemandirian pangan didukung data Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat produksi beras nasional hingga Oktober 2025 mencapai 31,04 juta ton, sementara konsumsi hanya sekitar 27,3 juta ton. Artinya, Indonesia memiliki surplus sekitar 3,7 juta ton.
Fraksi NasDem menekankan agar capaian tersebut dimanfaatkan maksimal untuk kepentingan rakyat dan tidak dirusak oleh praktik impor yang tidak diperlukan.
“Kami berharap peristiwa ini tak terulang demi menjaga kehormatan dan kewibawaan negara yang kita cintai," tutup Viktor.
Editor : Wahab Firmansyah
Artikel Terkait
