get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Viral Haru Anthony Bule Inggris Wafat usai 24 Jam Wujudkan Keinginan Jadi Mualaf

William Henry Quilliam  Mualaf Pertama di Inggris Bergelar Profesor Hukum Tak Ragu Memeluk Islam

Kamis, 28 Oktober 2021 | 12:45 WIB
header img
MUALAF pertama di Inggris William Henry Quilliam bukan orang sembarangan. William mempunyai latar pendidikan yang sangat mumpuni, profesor bidang hukum. (Foto: Ist)

MUALAF pertama di Inggris William Henry Quilliam bukan orang sembarangan. William mempunyai latar pendidikan yang sangat mumpuni, profesor bidang hukum.  Di Inggris  negara mayoritas non-Muslim, keputusanya terbilang sangat berani memeluk Islam. 

Dia bukan hanya memeluk agama Islam dan meninggalkan agama lamanya, William juga  membuka Institut Muslim Liverpool pada 1889. 

Lantas bagaimana kisahnya sehingga  William Henry Quilliam mendapat hidayah dan menjadi seorang Muslim?

William Henry Quilliam setelah masuk Islam berganti nama menjadi Abdullah mendirikan sebuah mendirikan institut. Menariknya setelah menjadi mualaf Inggris ini  gedung institut diubahnya menjadi masjid dan mampu menampung sekitar 20.000 jamaah setelah pemugaran.  Kini masjid tersebut menjadi salah satu destinasi wisata umat Islam dunia. Kisah mualaf Quilliam diawali pertama ketika berkunjung ke Maroko dan melihat sekelompok muslim yang baru saja pulang dari Makkah untuk berhaji.  Dia tertarik dan mulai mempelajari Islam. Quilliam mengislamkan 200 penduduk lokal dan 600 orang diseluruh Inggris.

Quilliam mengislamkan 200 penduduk lokal dan 600 orang diseluruh Inggris.

 "Seorang kolega muslim kemudian menerangkan bahwa Islam adalah kelanjutan agama sebelumnya, Yudaisme, Kristiani. Semua penjelasan dianggap logis dan ia menjadi seorang muslim saat itu," kata Jahangir Mohammed anggota Masyarakat Abdullah Quilliam. 

Menurut profesor dari Universitas Royal Holloway, London, Humayun Ansari, dalam lawatannya itu, Quilliam juga melihat betapa bersahajanya masyarakat Maroko yang mayoritas memeluk Islam. Quilliam yang lahir di Inggris pada 10 April 1856 itu sungguh terkesan. 

" Ia merasa bahwa orang di sana hidup sederhana. Dengan mengangkat moral dan ada suasana solidaritas, baik kaya maupun miskin," kata Ansari melansir laman  BBC. 

Sepulangnya dari Maroko, dia  tak mau menunggu berama-lama lagi dan lansung mempromosikan Islam kepada masyarakat setempat. Tentu saja tindakannya dianggap aneh oleh warga. Apalagi masyarakat Inggris kala itu sangat resisten terhadap Islam, karena dianggap sesat.  Robert Stanley (tengah) dengan Abdullah Quilliam (kanan) di masjid Liverpool. 

Saat menjalani dakwah, dia sering membuat tulisan dan menerbitkan tulisan-tulisan serta menyebarkannya ke masyarakat. Lagi-lagi tindakan William membuat masyarakat di Liverpool marah besar dan dianggap karyanya mengundang  kebencian. Apakah William langsung menyerah? Saat tekanan hebat, dia tak menyerah, bahkan sedikit demi sedikit orang-orang di Liverpool berhasil dia ajak masuk Islam. Setelah banyak orang yang dia ajak masuk Islam, Quilliam membangun masjid. 

"Dia berhasil mengajak 200 warga lokal dan 600 orang di seluruh Inggris untuk pindah agama. Dia juga menghabiskan banyak waktu melakukan syiar tentang Islam dan menegaskan bahwa Islam bukan agama setan," kata Jahangir Mohammed. 

Quilliam juga terlibat dengan masjid tertua kedua di Inggris di Woking. 

Keberhasilan Quilliam mengajak banyak orang masuk Islam inilah yang membuat kemarahan masyarakat Inggris semakin menjadi-jadi. Tak hanya psikologi, warga Ingris bahkan mulai melakukan serangan secara fisik. " Orang datang dan menyerangnya. Mereka melempar kepala babi, silet, batu. Sejumlah di antara mereka dipicu oleh para pendeta, dan sebagian lain oleh media, namun ia tetap menghadapinya," tambah Mohammed.

Menurut Mohammed, serangan ini dihadapi Quilliam saat mendirikan media muslim pertama. Melalui karya-karya jurnalistik muslim inilah dia menanggapi segala serangan itu. " Ia mendorong warga muslim untuk menulis dan angkat bicara. Ia mengajukan petisi ke Ratu Victoria agar pandangannya didengar." Tulisan-tulisan Quilliam menjadi bacaan penting dan salah satu bukunya Faith of Islam, memiliki tiga edisi yang diterjemahkan dalam 13 bahasa. Buku itu sangat populer dan bahkan Ratu Victoria juga memesannya. 

Profesor agama dari Universitas Hope Liverpool, Ron Geaves, mengatakan bukan hanya tulisan Quilliam yang membantu mengubah pandangan publik tentang Islam. Quilliam juga mencari tahu mengapa Islam tidak populer di Inggris dan mengangkatnya dalam khotbah-khotbah di masjid. " Ia mempresentasikan Islam dalam cara yang sangat rasional dan menarik bagi warga pada zaman Victoria, yang saat itu sangat memperhatikan sisi ilmiah," tutur Geaves. Quilliam juga terlibat dengan masjid tertua kedua di Inggris di Woking. 

Karya Quilliam menjadikannya diangkat sebagai Sheikh ul-Islam untuk Kepulauan Inggris oleh penguasa Ottoman Sultan Abdul Hamid II pada 1894. Juga diakui oleh Shah Persia serta Emir Afghanistan sebagai pemimpin musim Inggris. Namun tingginya intoleransi agama menyebabkan Quilliam dan para pengikutnya pindah dari Inggris ke Istambul pada 1908. 

Dia kembali ke Inggris dengan nama Haroun Mustapha Leon dan menetap di Woking, sampai ia meninggal pada 1932. Pada tahun 1999, kelompok muslim dari Merseyside mendirikan Masyarakat Abdullah Quilliam untuk mempertahankan peninggalannya. " Masjid ini sangat penting karena merupakan masjid pertama di Inggris. Pusat aktivitas Islam pada zaman Ratu Victoria dan lahirnya Islam di Inggris," ujar Geaves.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut