JAKARTA, iNewsBekasi.id - Wall Street dan bursa saham global ditutup anjlok pada perdagangan kemarin. Sementara itu imbal hasil Treasury AS 10-tahun berbalik naik dari posisi terendah empat bulan.
Bursa saham AS anjlok karena kekhawatiran meningkat bahwa sikap agresif bank sentral dapat mendorong ekonomi global ke dalam perlambatan.
Mengutip Reuters, Jumat (20/1/2023), bursa saham Wall Street berakhir lebih rendah di tengah kekhawatiran resesi, sementara saham Eropa mencatat aksi jual harian terbesar mereka tahun ini dan indeks saham global membukukan penurunan hari ketiga berturut-turut.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 252,4 poin, atau 0,76%, menjadi 33.044,56, Indeks S&P 500 kehilangan 30,01 poin, atau 0,76 persen, menjadi 3.898,85 dan Indeks Nasdaq Composite turun 104,74 poin, atau 0,96 persen, menjadi 10.852,27.
Menurut Analis Strategi Investasi di Baird Ross Mayfield, investor khawatir Federal Reserve AS mungkin meningkat ke lingkungan yang melambat.
Sebuah laporan menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun minggu lalu, menunjuk ke satu bulan lagi pertumbuhan pekerjaan yang solid dan berlanjutnya pengetatan pasar tenaga kerja.
The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga menjadi "tepat di atas" 5 persen dan menahannya di sana selama satu periode, kata Presiden Fed Boston Susan Collins.
Pejabat Fed lainnya juga menyarankan perlunya sikap hawkish untuk melawan inflasi. Sebelumnya, presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde sedikit mendorong imbal hasil obligasi zona euro dengan mengatakan pertemuan Davos Forum Ekonomi Dunia bahwa bank akan tetap mengikuti kenaikan suku bunga.
Editor : Fatiha Eros Perdana