Adapun alasan pengerjaan yang cukup lama, karena Roy kekurangan dana untuk menyelesaikannya lebih cepat. Tapi, Roy berharap suatu hari nanti dia tinggal di dalamnya bersama keluarganya. “Meskipun kami belum mencatat berapa banyak uang yang telah dibelanjakan sejauh ini, saya rasa seharusnya tidak kurang dari USD 182.000 (Rp2,7 miliar)," ujar Inti selaku Istri dari Roy.
Inti menjelaskan, bahwa keluarganya sangat miskin. Lalu, mereka mulai menyewa tanah dari orang lain dan mulai menanam sayuran.
Petani yang mengidolakan kapal Titanic tersebut, berharap bisa menyelesaikan rumahnya beberapa tahun mendatang, dan membuka restoran kecil atau kedai teh di lantai paling atas, untuk sumber penghasilan tambahan.
Namun, meski rumah berbentuk kapal Titanic tersebut belum selesai, tapi telah menjadi daya tarik wisata utama di daerah tersebut. Karena itu, banyak wartawan yang mendatangi rumah itu untuk mengambil foto dan mewawancarai Roy.
Mengenai rumah berbentuk kapal titanic tersebut, Roy mengaku ingin membuat rumah yang mengesankan, baik dari sisi tampilan dalam maupun luar, dengan memasang tangga besar, kayu yang rumit, dek utama, dan ruang kontrol khusus.
Setelah rumahnya menjadi objek wisata dan menarik perhatian banyak orang, keluarga dari roy sangat senang, bahkan banyak orang dari jauh yang mengunjungi wilayahnya karena rumah tersebut.
Editor : Eka Dian Syahputra