Ternyata Pramugari Tak Suka Bekerja di Pesawat First Class, Ini Alasannya

PROFESI pramugari ternyata tidak se-glamor seperti yang Anda bayangkan, bahkan jika mereka bekerja di bagian pesawat yang paling mewah sekali pun. 

Dalam video TikTok, eks pramugari asal Amerika Serikat yang juga vlogger spesialis dunia penerbangan, Kat Kamalani membocorkan tentang bekerja di pesawat kelas satu atau first class.

Baca Juga

Pelita Air Tambah Rute Baru Penerbangan Langsung Jakarta-Kendari-Jakarta

Kat mengklaim bahwa hampir semua pramugari tidak ada yang mau melakukannya meski dibayar mahal. 

"Di maskapai tempat saya bekerja, semua orang memenuhi syarat untuk menjadi pramugari di kelas satu," katanya seperti dilansir dari Daily Star, Kamis (13/1/2022).

"Itu berarti jika Anda terbang domestik, atau di Amerika Serikat, Anda bisa menjadi pramugari kelas satu," ujar Kat. 

Baca Juga

Begini Cara Pesawat Isi Bensin, Ternyata Canggih Banget!

Dia menambahkan, sebagian besar pramugari tidak menyukai posisi itu.

"Jika Anda terbang rute internasional, maka Anda harus melalui pelatihan dan kualifikasi khusus dan Anda harus dipilih," jelasnya. 

"Keuntungan besarnya adalah Anda dibayar lebih banyak saat bekerja dan lebih banyak uang saat tidur," ungkapnya.

Baca Juga

Apakah Benar Burung dan Pesawat Tak Bisa Terbang di Atas Kakbah? Cek Faktanya

Video itu ditonton lebih dari 60.000 kali sejak Kat mempostingnya di media sosialnya pada Minggu 9 Januari. Banyak penonton bertanya-tanya mengapa pramugari tidak memilih untuk bekerja kelas satu. 

Satu orang berkomentar, "Katakan, apakah pramugari saya marah kepada saya setiap kali saya menekan tombol panggil untuk minum lebih banyak di tengah waktu tidur?"

"Kelas pertama maskapai penerbangan AS sangat buruk. Di maskapai seperti Qantas, Singapura, dan Emirates Anda memerlukan pelatihan dan pengalaman kelas satu khusus," kata warganet lain. 

Baca Juga

Barang-barang yang Wajib Dibawa Pramugari ketika Penerbangan, Simak Daftarnya

"Mengapa orang tidak ingin bekerja kelas satu?" tanya pemirsa penasaran lainnya.

Editor : Aditya Nur Kahfi