get app
inews
Aa Read Next : Malam Tahun Baru, Ribuan Masyarakat Bekasi Padati Kawasan Summarecon

Simak! Asal Mula Perayaan Tahun Baru Masehi

Minggu, 31 Desember 2023 | 09:13 WIB
header img
Tahun baru masehi merupakan salah satu perayaan yang paling populer dan meriah di seluruh dunia. Foto/SINDOphoto/Ilustrasi.dok

BEKASI, iNews.id- Tahun baru masehi merupakan salah satu perayaan yang paling populer dan meriah di seluruh dunia.  Tahun baru masehi dirayakan setiap tanggal 1 Januari, sebagai awal dari kalender Gregorian yang digunakan oleh sebagian besar negara di dunia. 


Tahukah Anda bagaimana sejarah, tradisi, dan makna dari perayaan tahun baru masehi ini? 

Dalam artikel ini, iNews.id akan membahas asal mula perayaan tahun baru masehi, mulai dari awal mula penggunaan kalender Gregorian, hingga berbagai tradisi dan simbol yang ada di berbagai negara dan budaya.  

Sejarah Perayaan Tahun Baru Masehi 

Perayaan tahun baru masehi tidak selalu jatuh pada tanggal 1 Januari. Sebelum kalender Gregorian diperkenalkan Paus Gregorius XIII pada tahun 1582, sebagian besar negara di Eropa menggunakan kalender Julian yang dibuat oleh Julius Caesar pada tahun 46 SM. 

Kalender Julian menetapkan tanggal 1 Januari sebagai awal tahun baru, karena pada tanggal tersebut terjadi perubahan jabatan para pejabat publik di Roma. 

Namun, kalender Julian memiliki kekurangan, yaitu terdapat selisih sekitar 11 menit antara tahun kalender dan tahun matahari. Selisih ini menyebabkan kalender Julian menjadi mundur sekitar 3 hari setiap 4 abad. 

Akibatnya, perhitungan tanggal penting, seperti Paskah, menjadi tidak akurat dan tidak sesuai dengan pergerakan matahari dan bulan. 

Untuk mengatasi masalah ini, Paus Gregorius XIII mengeluarkan sebuah dekrit yang mengubah kalender Julian menjadi kalender Gregorian. Kalender Gregorian menghapus 10 hari dari kalender Julian, sehingga tanggal 4 Oktober 1582 menjadi tanggal 15 Oktober 1582.  

Kalender Gregorian juga menambahkan aturan bahwa tahun kabisat hanya terjadi pada tahun yang habis dibagi 4, kecuali jika tahun tersebut juga habis dibagi 100, tetapi tidak habis dibagi 400. 

Dengan demikian, kalender Gregorian lebih akurat dan sesuai dengan tahun matahari. Namun, tidak semua negara langsung menerima dan mengadopsi kalender Gregorian. 

Beberapa negara, terutama yang beragama Protestan, masih menggunakan kalender Julian, karena menganggap kalender Gregorian sebagai produk dari Gereja Katolik. 

Akibatnya, terjadi perbedaan tanggal antara negara-negara yang menggunakan kalender Gregorian dan kalender Julian. Contohnya, Inggris dan koloni-koloninya baru mengadopsi kalender Gregorian pada tahun 1752, dengan menghapus 11 hari dari kalender Julian, sehingga tanggal 2 September 1752 menjadi tanggal 14 September 1752. 

Saat ini, hampir semua negara di dunia menggunakan kalender Gregorian sebagai kalender resmi, dan merayakan tahun baru masehi pada tanggal 1 Januari. 

Namun, beberapa negara dan budaya juga memiliki perayaan tahun baru lainnya yang berdasarkan kalender lain, seperti kalender lunar, kalender Islam, atau kalender tradisional. 

Perayaan tahun baru masehi memiliki berbagai tradisi dan simbol yang berbeda-beda di setiap negara dan budaya. 

Berikut adalah beberapa contoh tradisi dan simbol yang ada di beberapa negara dan budaya: 

Indonesia 

Di Indonesia, perayaan tahun baru masehi biasanya dilakukan dengan mengadakan pesta kembang api, konser musik, atau acara hiburan lainnya di tempat-tempat umum, seperti lapangan, taman, atau pantai.  

Beberapa orang juga melakukan doa bersama, ziarah ke makam, atau berziarah ke tempat-tempat suci, sebagai bentuk rasa syukur dan harapan untuk tahun yang baru.  

Selain itu, beberapa daerah juga memiliki tradisi khusus, seperti Mandar di Sulawesi Barat yang melakukan ritual Mandi Safar, yaitu mandi bersama di laut atau sungai pada malam tahun baru, sebagai simbol penyucian diri dan pengusiran bala. 

China 

Di China, perayaan tahun baru masehi tidak sebesar perayaan tahun baru Imlek, yang jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahun, berdasarkan kalender lunar. 

Namun, beberapa orang masih merayakan tahun baru masehi dengan cara yang mirip dengan tahun baru Imlek, seperti membersihkan rumah, memasang dekorasi merah, memberikan angpao, atau menyantap makanan khas, seperti dumpling, nian gao, atau tang yuan.  

Selain itu, beberapa orang juga mengikuti tradisi Barat, seperti mengadakan pesta, menonton kembang api, atau menghitung mundur waktu. 

Jepang 

Di Jepang, perayaan tahun baru masehi disebut sebagai Shogatsu, dan merupakan salah satu perayaan terpenting dan tersuci di negara tersebut.  

Orang-orang Jepang biasanya merayakan tahun baru masehi dengan melakukan tradisi-tradisi seperti Osoji, yaitu membersihkan rumah dan lingkungan sebelum tahun baru, sebagai simbol membersihkan diri dari kotoran dan kesalahan di tahun lalu. 

Osechi, yaitu menyantap makanan khas yang disajikan dalam kotak-kotak cantik, yang memiliki makna-makna tertentu, seperti kesehatan, kesuburan, atau kemakmuran; Hatsumode, yaitu berziarah ke kuil atau tempat suci pada malam atau pagi tahun baru, untuk berdoa dan meminta berkah untuk tahun yang baru. 

Atau Nengajo, yaitu mengirimkan kartu ucapan tahun baru kepada keluarga, teman, atau kolega, yang biasanya dihiasi dengan gambar binatang yang sesuai dengan shio tahun tersebut. 

Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan inspirasi yang berguna bagi Anda. Selamat Tahun Baru!

Editor : Wahab Firmansyah

Follow Berita iNews Bekasi di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut