JAKARTA, iNewsBekasi.id - Profil klub Liga 1 PSS Sleman menarik dibahas setelah tim ini alami keberuntungan.
Bagaimana tidak, jika pada 2023 ada degradasi, bukan tidak mungkin tim kebanggaan warga Yogyakarta ini masih berkutat di Liga 2. Namun keberuntungan ini rupanya tidak dimanfaatkan tim ini, mereka tetap terseok di papan bawah.
Lantas bagaimana profil klub Liga 1 PSS Sleman? Simak penjelasan yang dihimpun iNews Bekasi dari berbagai sumber tepercaya.
Profil Klub Liga 1 PSS Sleman
Kabupaten Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki klub sepak bola kebanggaan, PSS Sleman. Klub yang dikenal dengan julukan Elang Jawa ini menjadi simbol semangat dan harapan masyarakat Sleman dalam dunia olahraga, khususnya sepak bola.
PSS Sleman resmi berdiri pada 20 Mei 1976 atas inisiatif lima tokoh, yaitu Sudarsono KH, H. Suryo Saryono, Sugiyarto SY, Hartadi, dan Subardi. Klub ini lahir dari kecintaan terhadap sepak bola, dengan dukungan beberapa klub internal seperti PS Godean Putra, PS Mlati, dan PS Kalasan.
Pada tahun-tahun awal, PSS berkompetisi di tingkat lokal hingga 1979, saat mereka mulai berlaga di Kompetisi Liga II PSSI. Kesuksesan di level regional DIY membawa PSS menjadi juara dan melangkah ke babak nasional.
Perjalanan Menuju Kasta Tertinggi
Tahun 1997 menjadi tonggak penting, ketika PSS memasuki Divisi Satu Liga Indonesia. Tiga tahun bersaing, PSS akhirnya promosi ke kasta tertinggi pada tahun 2000. Prestasi terbaik mereka tercatat di Liga Indonesia 2003, dengan finis di peringkat keempat.
Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Pada 2006, gempa bumi yang melanda Yogyakarta memaksa PSS mundur dari kompetisi. Baru pada 2007 mereka kembali berkompetisi, meski prestasi naik-turun. PSS berhasil menjuarai Liga Indonesia 2013, tetapi masalah dualisme PSSI menghalangi mereka mendapatkan tiket promosi.
Bangkit dari Masa Kelam
Tahun 2014 menjadi periode gelap bagi PSS akibat insiden "sepak bola gajah" melawan PSIS Semarang. Klub ini dihukum berat, termasuk larangan bermain dan denda. Namun, PSS kembali bangkit pada 2017, hingga akhirnya menjadi juara Liga 2 pada 2018 dan promosi ke Liga 1 Indonesia. Sejak saat itu, PSS konsisten berlaga di kompetisi elite nasional.
Stadion dan Suporter Setia
PSS bermarkas di Stadion Maguwoharjo, stadion berkapasitas 30.000 penonton yang dibangun Pemkab Sleman. Stadion ini telah memenuhi standar FIFA dengan kualitas rumput yang mumpuni. Selain itu, PSS juga menggunakan Stadion Tridadi untuk latihan.
Dukungan suporter menjadi kekuatan besar bagi PSS. Dua kelompok pendukung utamanya, Slemania dan Brigata Curva Sud (BCS), selalu setia memberi semangat. Slemania muncul pasca-Orde Baru, sementara BCS mulai aktif sejak musim 2009-2010.
Profil Singkat PSS Sleman
Nama lengkap: Perserikatan Sepak Bola Sleman
Julukan: Super Elang Jawa, Laskar Sembada
Nama singkat: PSS, PSS Sleman
Berdiri: 20 Mei 1976; 48 tahun lalu
Stadion: Stadion Maguwoharjo dengan kapasitas 20.595 penonton
Pemilik: PT Putra Sleman Sembada
Presiden Direktur: Gusti Randa
Pelatih: Mazola Júnior (Brasil)
Kelompok suporter: Slemania dan Brigata Curva Sud
Jumlah pemain: 35 dengan nilai pasaran Rp58,23 miliar dengan usia rata-rata 25,6 tahun pada 2024.
Pemain Termahal: Danilo Alves (depan) dari Brasil memiliki nilai pasar sama yaitu Rp6,08 miliar.
Pemain Termurah: Safaat Romadhona (kiper) dengan nilai pasar sebesar Rp434,54 juta.
Itulah penjelasan profil klub Liga 1 PSS Sleman. Dengan sejarah panjang dan dukungan penuh masyarakat, PSS Sleman terus menjadi kebanggaan warga Sleman dan simbol perjuangan di lapangan hijau.
Editor : Abdullah M Surjaya