896 Mahasiswa Diwisuda, Universitas Pancasila Tegaskan Komitmen Cetak Generasi Unggul

JAKARTA, iNewsBekasi.id- Universitas Pancasila (UP) meluluskan sebanyak 896 wisudawan/wati Semester Gasal Tahun Akademik 2024–2025. Terdiri dari jenjang pendidikan D3, S1, S2, S3, dan profesi Apoteker. Tema yang diusung adalah ‘Generasi Muda Cerdas Berintegritas untuk Indonesia Emas’.
Acara wisuda dihadiri Prof. dr. Taruna Ikrar selaku Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Plt Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III Tri Munanto.
Selain itu, hadir juga Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP), Dr. Siswono Yudo Husodo, serta jajaran pengurus yayasan, dekanat, dan seluruh sivitas akademika UP.
Dalam pidato sambutannya, Pjs Rektor UP, Prof. Adnan Hamid mengatakan, wisuda bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal pengabdian kepada masyarakat.
Dia mengingatkan pentingnya semangat belajar sepanjang hayat dan daya juang yang tak kenal menyerah dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Wisuda ini juga menjadi momentum reflektif terhadap pencapaian UP yang kini memasuki usia 59 tahun.
Dengan akreditasi institusi Unggul, UP tercatat sebagai perguruan tinggi swasta terbaik di Jakarta versi UI GreenMetric 2024, serta menempati posisi ke-14 secara nasional dalam indeks SINTA, yang mengukur produktivitas dan dampak publikasi ilmiah.
Capaian gemilang juga ditorehkan mahasiswa UP di berbagai ajang internasional seperti World Science Environment Engineering Competition (WSEEC), Thailand International Choral Festival, hingga Jakarta International Science Fair.
Prof. Adnan menyoroti pentingnya etika dan moral sebagai kompas dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan. Menurutnya, nilai luhur Pancasila harus terus menjadi pedoman dalam berpikir, bertindak, dan berkontribusi bagi bangsa.
Kepala BPOM, Prof. dr. Taruna Ikrar menyampaikan orasi ilmiah serta memberikan inspirasi bagi para lulusan dalam kontribusi nyata di bidang kesehatan dan perlindungan masyarakat.
Dalam orasinya Taruna menegaskan pentingnya sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas sebagai modal utama menuju visi Indonesia Emas 2045 berjudul ‘Negara Nusantara berdaulat, maju, dan berkelanjutan’.
Tantangan seperti stunting dan penyakit tidak menular (PTM) harus diatasi, sementara potensi besar seperti bonus demografi, indeks pembangunan manusia yang meningkat, dan pertumbuhan ekonomi perlu dimaksimalkan.
Prof. Taruna juga menggarisbawahi peran vital pengawasan obat dan makanan oleh BPOM melalui pendekatan berbasis teknologi, inovasi, dan kolaborasi dengan perguruan tinggi untuk mempercepat hilirisasi hasil penelitian dan membangun kemandirian di bidang obat dan makanan.
Prof. Taruna menyampaikan generasi muda, termasuk para wisudawan, memiliki peran strategis dalam membangun budaya kualitas (quality culture) untuk mempercepat tercapainya Indonesia Emas 2045.
Dengan mengintegrasikan teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan (AI) dalam pengawasan dan layanan publik, BPOM mendorong terciptanya produk obat dan makanan yang aman, bermutu, dan berdaya saing global.
Melalui kemitraan yang telah terjalin dengan 179 perguruan tinggi hingga Mei 2025, BPOM berharap kolaborasi akademik dan industri dapat menghasilkan inovasi yang mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta perekonomian nasional.
Ketua Pembina YPPUP Dr. (HC). Ir. Siswono Yudo Husodo, menyampaikan pesan inspiratif kepada para wisudawan sebagai bekal menapaki perjalanan baru dalam kehidupan pasca kampus.
Dalam sambutannya, Dr. Siswono menekankan pentingnya semangat kerja, motivasi pencapaian (achievement motivation), dan inovasi bagi para wisudawan dalam menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif di era borderless world.
Persaingan tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga lintas batas negara, yang ditandai dengan semakin mudahnya pekerja dan investor lintas negara.
Dengan 9 juta pekerja Indonesia di luar negeri dan 400.000 pekerja asing di Indonesia, Dr. Siswono mendorong para lulusan untuk memperluas kemampuan, termasuk menguasai bahasa internasional seperti Mandarin, Jepang, atau Korea, selain Bahasa Inggris, sebagai bekal berkompetisi secara global.
Dr. Siswono optimis bahwa Indonesia memiliki masa depan cerah dalam konstelasi ekonomi global. Pada tahun 2035, Indonesia diperkirakan berada di peringkat 8 atau 9 sebagai ekonomi terbesar dunia, seiring dengan bergesernya pusat kegiatan ekonomi global ke Asia.
Perubahan ini, menurutnya, membuka peluang besar bagi generasi muda Indonesia untuk berkontribusi dalam sektor-sektor strategis, khususnya manufaktur yang akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi utama.
Ia juga menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045, di mana Indonesia diproyeksikan menjadi negara maju yang signifikan secara global. Beliau menekankan pentingnya semangat belajar yang berkelanjutan seiring dengan perkembangan zaman yang pesat.
“Hari ini Anda diwisuda menjadi sarjana, mengakhiri masa studi di UP. Dunia tengah berubah cepat, dan Anda tidak boleh berhenti belajar. Belajar tidak hanya terjadi di bangku kuliah, tetapi juga melalui pengalaman langsung dalam kehidupan bermasyarakat. Belajarlah sambil bekerja, dan bekerjalah sambil terus belajar,” katanya.
Dalam menghadapi era digital dan teknologi canggih, para lulusan juga diimbau untuk menguasai teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), robotik, dan bioteknologi, serta pentingnya penguasaan bahasa asing seperti Mandarin, Jepang, atau Korea sebagai bekal bersaing secara global.
“Pemenang di masa depan adalah mereka yang mampu memanfaatkan teknologi secara tepat guna,” ujar beliau, seraya mengingatkan potensi tantangan seperti kesenjangan ekonomi, hilangnya pekerjaan akibat otomatisasi, dan penyalahgunaan teknologi yang perlu diantisipasi, tutupnya.
Editor : Wahab Firmansyah