5 Fakta Turis Brasil Juliana Marins yang Jatuh di Gunung Rinjani, Adik Korban Protes Keras
BEKASI, iNewsBekasi.id - Fakta turis Brasil Juliana Marins yang jatuh di kawasan Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), memicu sorotan publik, baik di dalam maupun luar negeri.
Berbagai fakta baru mulai terungkap seiring dengan desakan masyarakat internasional dan keluarga korban yang mempertanyakan lambannya penanganan insiden ini. Mulai dari kronologi pendakian, keterangan saksi, hingga fakta bahwa Juliana Marins belum juga dievakuasi setelah tiga hari ditemukan.
Kasus ini menjadi bahan evaluasi serius terhadap manajemen keselamatan wisata petualangan di Indonesia. Berikut sederet fakta kasus turis Brasil jatuh di Gunung Rinjani dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (25/6/2025).
Juliana Marins ikut serta dalam kegiatan pendakian Gunung Rinjani menggunakan jasa tur dan pemandu lokal. Rombongan disebut mengambil jalur Sembalun, salah satu jalur populer dengan pemandangan menakjubkan namun penuh tantangan. Di tengah perjalanan menuju Danau Segara Anak, Juliana dilaporkan mengalami kelelahan fisik dan mulai tertinggal dari rombongan. Namun, sayangnya, pemandu tidak melakukan pengecekan atau pengawasan menyeluruh terhadap kondisi seluruh peserta.
Situasi memburuk ketika Juliana terpisah sepenuhnya dari grup dan tidak terlihat oleh pemandu maupun peserta lain. Diketahui kemudian bahwa Juliana diduga terpeleset di jalur curam dan jatuh ke jurang berkedalaman puluhan meter.
Keterangan dari saksi dan anggota rombongan menyebut bahwa Juliana tidak memiliki latar belakang pengalaman mendaki gunung. Ia bergabung dengan keyakinan bahwa perjalanan akan sepenuhnya dipandu dan aman. Namun, di jalur menurun menuju danau, Juliana tampak kesulitan mengikuti kecepatan rombongan. Ia sempat mengeluhkan kelelahan, namun tidak ada tindakan dari pemandu untuk memperlambat atau memantau keselamatannya. Ketika akhirnya ia tertinggal dan tidak dapat lagi dihubungi, situasi berubah darurat. Diduga kuat, saat berada sendirian di jalur terjal, Juliana kehilangan pijakan dan jatuh ke dasar jurang. Baca Juga: 5 Fakta Gunung Rinjani, Dianggap Sakral sebagai Pelindung Pulau Lombok
Salah satu fakta paling disayangkan adalah proses evakuasi korban yang berjalan sangat lambat. Hingga 3 hari setelah lokasi korban diketahui, Juliana belum berhasil diangkat dari dasar jurang. Tim SAR mengakui kesulitan karena lokasi yang sangat curam, berbatu, dan tertutup vegetasi lebat. Cuaca yang tidak bersahabat serta keterbatasan peralatan juga menghambat upaya penyelamatan, baik lewat jalur darat maupun melalui udara.
Keluarga korban, khususnya sang adik, meluapkan amarah dan kesedihan melalui unggahan di media sosial. Ia menyoroti lambannya proses evakuasi dan minimnya komunikasi resmi dari pihak berwenang. "3 hari telah berlalu dan tubuh kakakku masih berada di dasar jurang. Tidak ada yang melakukan evakuasi nyata. Kami memohon agar pemerintah Indonesia bertindak," tulisnya. Unggahan itu langsung viral dan memicu gelombang simpati serta protes dari warganet, khususnya dari Brasil. Sejumlah akun resmi pejabat dan lembaga pemerintah Indonesia dibanjiri komentar, termasuk akun Presiden Prabowo Subianto dan Kementerian Pariwisata.
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menyatakan telah menjalin koordinasi dengan berbagai pihak. Termasuk Basarnas, kepolisian, serta instansi terkait lainnya untuk mempercepat evakuasi. Pihak Kementerian Pariwisata juga telah menyampaikan duka mendalam dan berjanji mengevaluasi standar operasional penyelenggara wisata petualangan di kawasan konservasi. Sementara itu, Kedutaan Besar Brasil di Jakarta dikabarkan aktif mendampingi keluarga korban, dan turut meminta percepatan proses pemulangan jenazah begitu evakuasi berhasil dilakukan.
Editor : Tedy Ahmad