Perwira Muda Korlantas Siapkan Roadmap Baru Atasi Kemacetan, Perubahan Budaya Jadi Kunci
JAKARTA, iNewsBekasi.id - Kemacetan di kota-kota besar Indonesia kian memprihatinkan, terutama di Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan dan Makassar. Lonjakan jumlah kendaraan, pertumbuhan penduduk urban, serta ketidakseimbangan antara infrastruktur dan kebutuhan mobilitas membuat persoalan lalu lintas menjadi tantangan jangka panjang yang belum terselesaikan.
Berbagai usaha terus dilakukan untuk mengurai masalah ini. Terbaru datang dari perwira muda Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Ipda M. Haidar Yaafi, S.Tr.K., M.Sc. Lulusan program Master of Science in Transport Planning and Engineering ini menempatkan kemacetan sebagai masalah multidimensi yang tidak cukup diselesaikan lewat pelebaran jalan atau penambahan infrastruktur semata.
Dia mengatakan bahwa solusi yang efektif harus melibatkan perubahan budaya masyarakat serta kebijakan publik yang lebih progresif. Namun, ada tiga pilar yang ditawarkan untuk menyelesaikan kemacetan.
Tiga Pilar Kunci Penyelesaian Kemacetan
Dalam penelitian yang mengantarkannya meraih predikat akademik tertinggi di Inggris tersebut, Haidar Yaafi menggarisbawahi tiga aspek utama yang harus berjalan serentak:
Regulasi Kendaraan dan Penguatan Transportasi Publik
Diperlukan kebijakan tegas yang mampu mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi, sekaligus memastikan transportasi umum semakin kompetitif, nyaman, dan bisa diandalkan.
Perencanaan Fasilitas yang Terintegrasi
Haidar Yaafi menekankan pentingnya perencanaan transportasi publik yang saling terhubung, mulai dari jalur, stasiun, hingga kawasan pengembangan kota yang mendukung mobilitas massal.
Perubahan Budaya Masyarakat
Faktor ini dinilai sebagai kunci paling sering terabaikan. Ia menilai kepatuhan berlalu lintas, kedisiplinan penggunaan ruang jalan, hingga kesadaran untuk memprioritaskan transportasi umum menjadi determinan penting keberhasilan kebijakan.
Dengan latar belakang akademik dan penelitian yang kuat, Haidar Yaafi kini memperkuat pemikiran strategis di Korlantas Polri. Dia menyatakan bahwa pendekatan berbasis data dan perilaku sosial akan menjadi landasan penyusunan rekomendasi kebijakan yang lebih relevan dan berkelanjutan.
Langkah ini diharapkan menjadi kontribusi nyata Polri dalam mendorong terwujudnya sistem lalu lintas nasional yang modern, aman dan berkeselamatan, serta menjadi jawaban atas kemacetan yang selama ini dianggap masalah tanpa akhir.
Editor : Tedy Ahmad