get app
inews
Aa Text
Read Next : Hari Pneumonia Sedunia, Saatnya Mengenal Penyakit Paling Mematikan bagi Bayi

Teknologi Mass Spectrometry Deteksi Gangguan Hormon Steroid, Identifikasi secara Menyeluruh

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:01 WIB
header img
Ketidakseimbangan hormon steroid kini menjadi perhatian serius. Foto: Istimewa

JAKARTA, iNewsBekasi.id — Ketidakseimbangan hormon steroid kini menjadi perhatian serius karena memicu beragam keluhan kesehatan. Namun, banyak kasus tidak terdeteksi lantaran metode pemeriksaan konvensional belum mampu membaca kadar hormon yang sangat kecil. Kondisi ini kerap terjadi pada wanita dan anak yang memiliki level hormon lebih rendah dari pria.

Padahal, hormon steroid mengatur metabolisme, energi, pubertas, kesehatan reproduksi, mood hingga stres. Sementara, ketidakseimbangan hormon ini dapat memicu jerawat persisten, siklus menstruasi tidak teratur, masalah kesuburan, hingga kondisi serius seperti Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH).

“Kami melihat bahwa hormon tidak pernah bekerja sendirian. Respons tubuh terhadap hormon sangat dipengaruhi jalur metabolik seperti glikolisis, siklus TCA (Tricarboxylic Acid Cycle), hingga satu-karbon metabolism. Perubahan kecil pada metabolit ini dapat mengubah cara tubuh memproduksi ataupun merespons hormon steroid. Dengan mengetahui itu semua kita bisa mengetahui kondisi wellness  seseorang,” kata Prof. Dr. dr. Noroyondo Wibowo, Sp.OG. 

Siklus TCA misalnya. Noroyondo Wibowo mengatakan siklus ini adalah mesin energi tubuh. Ketika jalur ini terganggu, produksi energi sel menurun dan metabolisme hormon ikut berubah. Pemeriksaan metabolit TCA membantu dokter memahami akar gangguan metabolik atau hormonal secara lebih akurat.

Di Indonesia, pemeriksaan hormon rutin umumnya menggunakan metode imunologi. Metode ini bekerja baik pada kadar hormon yang tinggi, misalnya pada pria, tetapi kurang sensitif pada kadar yang sangat rendah, seperti hormon androgen pada wanita dan anak. Akibatnya, hormon jumlah kecil tidak terbaca, hasil tampak normal padahal tubuh sedang bermasalah, kondisi penting terlewat atau salah diagnosis. 

Situasi ini terutama berdampak pada gangguan seperti hiperandrogenisme, PCOS, pubertas dini/tertunda, serta gangguan adrenal. Di sinilah Mass Spectrometry (LC–MS/MS) berperan. 

Teknologi Mass Spectrometry (LC–MS/MS), yang menjadi platform utama di Prodia Clinical Multiomics Centre (PCMC), mampu mengukur molekul berdasarkan massa & muatannya, membaca hormon dalam jumlah sangat kecil, menghasilkan data presisi tinggi dan tidak mudah terpengaruh zat lain, memberikan hasil spesifik untuk wanita, anak dan kasus kadar rendah. 

Dengan pendekatan ini, dokter dapat membaca sinyal hormon, bukan sekadar angka, sehingga mendapatkan gambaran tubuh yang lebih akurat dan relevan secara klinis.

Mulai November 2025, PCMC menyediakan pemeriksaan hormon berbasis LC–MS/MS untuk menilai metabolit androgen dan steroid lainnya secara lebih komprehensif, termasuk Rasio Testosteron/DHT, Androsterone, Steroid Hormone Panel (5 hormon dalam 1 pengambilan sampel). 

Platform PCMC dapat mengukur lebih dari 140 biomarker, termasuk asam amino, lipid, elemen mineral, vitamin, hingga metabolit hormonm memberikan gambaran multi-dimensional tentang kondisi metabolisme dan keseimbangan tubuh.

“Teknologi mass spectrometry ini bukan hanya mengenai genomics, akan tetapi multiomics lainnya untuk mengetahui kondisi tubuh secara menyeluruh, membantu prediksi dini penyakit serta merancang strategi pengobatan lebih personal yang disesuaikan dengan kondisi unik individu,” ucap Dewi Muliaty, M.Si, Direktur Utama Prodia.

Prodia mendorong masyarakat untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami keluhan yang berkaitan dengan hormon. Pemeriksaan berbasis multiomics bukan hanya untuk diagnosis, tetapi juga pemantauan terapi, deteksi dini risiko, dan personalisasi perawatan.

Editor : Tedy Ahmad

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut