Kisah Bule Amerika Serikat Mantap Ucap Syahadat Masuk Islam Usai Dapat CD dari Masjid

Syifa Fauziah, Jurnalis
Kisah mualaf Oscar atau Abdullah bule asal Amerika Serikat. (Foto: YouTube Renung Kalbu)

NEW YORK, iNewsBekasi.id - Inilah kisah bule Amerika Serikat bernama Oscar yang mantap mengucap dua kalimat syahadat sebagai tanda resmi masuk islam usai mendapat CD dari pengurus sebuah masjid.

Oscar pun setelah menjadi mualaf mengganti namanya menjadi Abdullah. Dia lahir dari keluarga non-Muslim. Akan tetapi, Oscar tidak mengungkapkan keluarganya bukan umat yang taat. Mereka jarang mengunjungi rumah ibadah.

"Ketika usia 15 tahun, saya menjadi lebih tertarik belajar tentang kitab, dan saya mulai mempelajarinya," ujar Abdullah, dikutip dari kanal YouTube Renung Kalbu.

Dia tergabung dalam organisasi dan melayani umat-umat agamnya dulu selama 11 tahun. Oscar juga jadi umat yang taat dengan menjadi penceramah di seluruh wilayah San Diego County, baik dalam bahasa Inggris maupun Spanyol.

"Saya sangat percaya pada menara pengawas sebagai organisasi yang Tuhan gunakan untuk saluran komunikasinya kepada orang-orang di Bumi," tuturnya.

Namun akhirnya dia merasa ada hal yang menjanggal di hatinya mengenai hal itu. Sebab, doktrin dan teologi yang diajarkan sangat menakutkan karena mempertanyakan Tuhan.

Kemudian Abdullah bersama komunitasnya mempelajari tentang kitab. Namun isinya cukup berbeda, sebab tertulis kalau manusia tidak akan pernah mati, padahal itu salah.

"Ketika pulang, saya memikirkan tentang organisasi itu menentukan tentang insiden khusus ini," tuturnya.

Sejak saat itu dia sudah tidak percaya yang diajarkan di dalamnya. Namun Oscar masih percaya kitab dan menganggap firman Tuhan dalam kitab itu adalah Tuhan yang sebenarnya.

Pada suatu hari dia mengambil kelas studi dan kelas agama. Di kelas itu ada tugas yang diberikan untuk mengunjungi dua tempat ibadah berbeda dan membuat laporan setelahnya. Abdullah pun memilih sinagog dan masjid.

"Saat mengunjungi masjid, saya sudah bilang bukan karena saya tertarik pada Islam, tapi sebagai agama untuk diri sendiri. Saya masuk ke masjid sedikit gugup melihat mereka bereaksi. Tapi saya disambut dengan sangat hangat, ramah, bahkan sepertinya mereka sangat senang, dan saya meluangkan waktu untuk datang dan belajar tentang agama. Tapi sekali lagi niat saya datang bukan karena mau belajar agama, saya hanya pergi untuk membuat laporan," tuturnya.

Kemudian di dalam masjid dia mengambil pamflet, trek, dan CD. Di perjalanan pulang, Abdullah pun memutar CD itu dan mulai mendengarkan isi di dalamnya. Sontak dia pun mulai setuju dengan apa yang dikatakan oleh penceramah dalam CD itu.

"Dia (penceramah) berbicara tentang tujuan hidup, bagaimana tujuan hidup ada untuk menyembah Dia yang menciptakan kita. Saya sepenuhnya setuju dengan ini dan setuju dengan apa yang sedang dibicarakan," katanya.

Kemudian ketika di rumah, Abdullah membaca trek yang dibawa tadi. Dia melihat ada yang menarik perhatiannya tentang pandangan Islam mengenai Isa.

"Saya terkejut, Islam percaya pada Isa, bagaimana Isa dinaikkan ke surga dan juga mereka mengharapkan kembalinya Isa untuk menegakkan kebenaran dan keadilan di bumi. Ini adalah hal yang sama sekali saya tidak tahu tentang itu. Trek itu berjudul Kesesatan Sejarah Penebusan Dosa," ungkapnya.

Dalam trek itu dituliskan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas dosanya sendiri, dan Abdullah setuju dengan hal itu.

"Setiap orang harus bertanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan atas apa yang dilakukan orang lain. Sehingga mereka mulai membandingkan pandangan keadilan ini dengan apa yang diajarkan dalam teologi. Sehubungan dengan teori asli, saya menyadari betapa ini sangat tidak sesuai menurut doktrin," katanya.

Menurutnya, manusia dilahirkan dalam keadaan berdosa, karena dosa bapak pertama umat manusia yakni Adam dan dengan keyakinan bahwa dosa tidak dapat dipindahkan dari ayah ke anaknya.

"Saya melihat doktrin ini tidak adil. Sejak saat itu saya mulai menjauhkan diri dari teologi. Dan ketika saya mulai meneliti lebih lanjut banyak karya ilmiah yang berbeda. Beberapa orang percaya dia (Isa) hanya nabi, ada yang percaya dia adalah anak Tuhan, dan seterusnya," paparnya.

Abdullah pun mulai bertanya tentang agama yang benar. Kemudian setelah melihat banyak hal-hal yang ada di dalam kitab juga ada di dalam Islam. Bahkan dia menganggap apa yang dijelaskan di agama Islam lebih masuk akal. Hal itu membuatnya memutuskan untuk menjadi mualaf.

Jauh sebelum mengenal Islam, Abdullah sendiri mengaku memiliki pengetahuan yang sangat terbatas. "Seiring berjalannya waktu, saya memiliki kecocokan dengan keyakinan Islam. Saya melakukannya dengan banyak keyakinan yang diajarkan agama dulu dan karena itu saya mulai melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik berbeda, seperti topik yang berhubungan dengan perlakuan kepada wanita, ide masalah seperti banyak orang selalu prihatin tentang terorisme dan hal lainnya," tuturnya.

"Sejak saat itu saya mulai belajar tentang Islam dan sudut pandang saya tentang Islam banyak berubah. Banyak hal yang membuat saya setuju dengan hal-hal yang diajarkan dalam Islam," pungkasnya.

Wallahu a'lam bisshawab.

Editor : Eka Dian Syahputra

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network