PERSOALAN HIV/AIDS masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang. Bahkan karena kurangnya edukasi dan pemahaman tentang penyakit tersbut membuat Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) seringkali mendapatkan perlakuan yang diskriminatif.
"HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit," ujar dokter Liliana Handranatan dalam edukasi kesehatan bertepatan dengan Hari AIDS (Acquired Immunodeficiency syndrome) Internasional yang digelar Siloam Hospitals Balikpapan pada Rabu (1/12/2021) lalu.
Menurutnya, HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
"Jadi HIV itu adalah virusnya, sementara AIDS adalah kumpulan gejala yang disebabkan karena penurunan kekebalan tubuh," ujar dokter Voluntary Counseling Testing khusus untuk HIV-AIDS di Siloam Hospitals Balikpapan ini.
HIV Berkembang Menjadi AIDS, Perhatikan Pencegahan
Sementara itu tahap paling lanjut dari infeksi HIV adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), yang dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang jika tidak diobati, tergantung pada kondisi masing-masing individu. Namun, tidak semua orang yang mengidap HIV akan berkembang menjadi AIDS.
"Secara garis besar ada empat cara virus ini ditularkan. Yang pertama melalui transfusi darah, yang kedua lewat cairan sperma atau cairan pre ejakulasi, yang ketiga lewat cairan vagina, dan yang terakhir melalui Air Susu Ibu. Jadi penularannya tidak semudah yang kita kira," tutur dokter yang bertugas sebagai dokter MCU di Siloam Hospitals Balikpapan.
Ditambahkannya, bahwa HIV itu tidak ditularkan melalui air liur tetapi lewat darah dan cairan sperma dan air susu ibu, jadi bukan dari kontak makan, maka bagi pihak keluarga tidak perlu khawatir saat makan bersama dengan penderita AIDS.
Gejala dari HIV yang pertama kali muncul adalah, demam, sakit kepala, diare, dan sariawan. Biasanya untuk orang dengan HIV positif menjadi AIDS itu butuh waktu yang lama dengan durasi lebih dari 10 tahun.
"Disana kalau sudah muncul AIDS maka gejala-gejala dari turunnya sistem kekebalan tubuh seperti infeksi-infeksi oportunistik akan bisa masuk ke dalam tubuh, jadi bisa menyebabkan infeksi TBC, kemudian penurunan berat badan yang signifikan, lalu bisa menyebabkan infeksi jamur dan lain sebagainya," tuturnya.
Faktor resiko merupakan hal yang harus diketahui masyarakat agar pencegahan dapat dilakukan secara optimal. Dokter Liliana Handranatan menjelaskan akan faktor tersebut didapat melalui penggunaan jarum suntik yang bergantian seperti yang biasa ditemukan pada pengguna narkoba suntik, hubungan seks yang tidak aman seperti yang biasa ditemukan pada kelompok-kelompok tertentu misalnya hubungan dengan sesama jenis. Atau air susu ibu yang sudah terkena HIV AIDS.
"Penularan virus ini umum didapatkan dari ketiga faktor tersebut," ungkap Liliana mengingatkan.
Sementara tata laksana pasien pengidap HIV-AIDS, klinik VCT di Siloam Hospitals Balikpapan, maka pasien dapat melakukan konsultasi yang bersifat rahasia. Untuk hasilnya pun bersifat rahasia, jadi bagi yang merasa memiliki faktor resiko HIV -AIDS silahkan datang berkonsultasi agar bisa dilakukan tes/pemeriksaan.
"Pada akhirnya yang membunuh seorang dengan HIV-AIDS adalah bukan penyakitnya itu sendiri, melainkan diskriminasi dan kebencian yang didapat dari orang sekitarnya," sebutnya.
Diskriminasi dan kebencian itulah yang membuat mereka takut untuk diperiksakan, hal itulah yang juga menyebabkan penyebaran virus HIV akan terus meluas.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait