JAKARTA, iNewsBekasi.id - Seorang pria asal Indonesia membagikan pengalamannya bekerja di luar negeri sebagai sopir truk.
Dihimpun dari kanal YouTube Putu Taluh pada Rabu (16/11/2022), dirinya menceritakan sudah bekerja menjadi sopir truk di Australia selama 20 tahun.
Dia bahkan terang-terangan mengungkap
kan jika selama bekerja di sana memperoleh upah USD58 atau sekitar Rp897.483 per jam.
"Gajinya dibayarkan setiap satu pekan, jadi mereka bisa mengantongi Rp25-30 juta dalam sepekan," ujarnya dalam video.
Diketahui, Putu tinggal di daerah Pilbara Western Australia.
Kemudian, dia kembali menyebut kalau penghasilannya dalam sehari mencapai Rp4 juta sampai Rp6 juta per hari.
"Jika bekerja 11 sampai 12 jam sehari dalam 6 hari kerja, maka dalam sepekan bisa menerima gaji sebesar Rp90 juta sampai Rp100 juta sebulan," jelasnya.
Jika dihitung secara rinci maka dia bisa mendapatkan penhasilan Rp1,2 miliar dalam satu tahun.
Tak hanya Putu, ada juga WNI lain berna,a Bagus Ananda Putra yang bekerja sebagai sopir truk di Kanada.
Dia mengatakan kalau pendapatannya pada periode 2 Juni 2019 - 8 Juni 2019 sebesar USD2.389,57 belum termasuk potongan.
"Total bersih yang didapatkan dalam sepekan USD1.590,23 atau setara Rp24,6 juta," jelasnya.
Namun, dia menyebut pendapatannya bisa lebih rendah dari itu, tergantung pada jam dan jarak perjalanan.
"Jika rata-rata bagus mendapatkan Rp25 juta sepekan, maka dalam sebulan dia sudah mengumpulkan Rp100 juta, dan pendapatannya setahun mencapai Rp1,2 miliar," pungkasnya.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan soal gaji yang terima pekerja migran Indonesia (PMI).
Di mana Jokowi menyebut gaji PMI lebih tinggi dari gaji pokok menteri.
"Gaji pokok menteri itu Rp19 juta, tidak percaya tanya ibu Ida (Fauziyah), ibu Menteri Ketenagakerjaan, gajinya Rp19 juta. Saudara-saudara gajinya Rp22 juta," kata Jokowi dikutip Antara pada Senin (17/10/2022).
Artikel ini telah terbit di Okezone dengan judul "Cerita WNI Kerja Jadi Sopir Truk Gajinya Rp1,2 Miliar, Lebih Besar dari Menteri dan Direktur di RI".
Editor : Eka Dian Syahputra
Artikel Terkait
