Kedua, sedangkan bagi orang kafir, bencana dan musibah apa pun yang menimpanya di dunia tidaklah bermanfaat sama sekali baginya di akhirat.
Ketiga, jika seseorang mulai berbuat taat dan mulai meninggalkan hal-hal yang diharamkan lalu ditimpa berbagai musibah, maka itu adalah ujian baginya. Apakah dia akan terus melanjutkan ketaatan ataukah dia kendor semangat lalu meninggalkan ketaatan itu.
Keempat, jika seseorang ditimpa musibah dan bencana setelah dia berbuat maksiat dan dosa, maka yang semestinya dia lakukan adalah menyegerakan taubat dengan sungguh-sungguh dari semua dosa yang pernah dia lakukan. Baginda Nabi bersabda:
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ (رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه وَالطَّبَرَانِيُّ وَغَيْرُهُمَا)
Maknanya: “Seseorang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak punya dosa” (HR Ibnu Majah, ath-Thabarani dan lain-lain)
Kelima, kemungkaran jika sudah merajalela dan tidak ada satu pun yang berupaya mencegahnya, maka tunggulah saatnya Allah akan menurunkan azab kepada semuanya. Yang shalih maupun yang fasik, semuanya terkena azab.
Hadirin jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah, Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Editor : Aditya Nur Kahfi
Artikel Terkait