JAKARTA, iNewsBekasi.id - Siapa itu Ulul Albab, sosok yang punya kedudukan terhormat dan ahli surga bakal dibahas dalam artikel ini.
Nah, Ulul Albab adalah orang yang berakal dan berpikir yang senantiasa beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Diketahui, kata "Ulul Albab" pun disebutkan 16 kali di Alquran.
DIlansir dari Okezone, Ulul Albab punya kedudukan terhormat dalam pandangan Allah Subhanahu wa Ta'ala serta sebagai ahli surga.
Ulul Albab adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam situasi dan kondisi apa pun. Apakah dia dalam posisi berdiri, duduk, maupun berbaring.
Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam Alquran Surat Ali Imran Ayat 190–191:
اِنَّ فِىۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَاخۡتِلَافِ الَّيۡلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الۡاَلۡبَابِ
190. "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,"
الَّذِيۡنَ يَذۡكُرُوۡنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوۡدًا وَّعَلٰى جُنُوۡبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُوۡنَ فِىۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هٰذَا بَاطِلًا ۚ سُبۡحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
191. "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka'."
Sementara itu Ulul Albab secara bahasa berasal dari dua kosa kata, yaitu Ulu dan Al Albab. Ulu memiliki arti "Mempunyai", sedangkan Al Albab memiliki beragam arti.
Dalam terjemahan bahasa Indonesia, Albab diartikan "Akal". Maka itu, Ulul Albab berbentuk jamak dan berasal dari "al-lubb". Bentuk jamak ini mengindikasikan bahwa Ulul Albab adalah orang yang memiliki otak yang berlapis-lapis atau memiliki ketajaman dalam berpikir.
Berikut sifat yang dimiliki Ulul Albab:
1. Memiliki akal pikiran yang lurus, nurani yang bersih, sehingga menjadi hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala yang terbaik.
2. Berdzikir atau mengingat Allah Ta'ala dalam keadaan dan kondisi apa pun, baik itu suka maupun duka.
3. Mentafakuri ayat-ayat Al-quran dengan cara mentadaburi segala ciptaan-Nya.
4. Sabar karena mengharap keridhaan Tuhannya, melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang diberikan Allah Ta'ala kepadanya.
5. Merenungi dan mengambil hikmah dari adanya pergantian alam yang ada di bumi seperti pergantian malam ke siang begitu sebaliknya.
6. Memanfaatkan waktu dengan baik, seperti malam untuk beristirahat dan tak lupa ibadah, sedangkan siang untuk bekerja juga ibadah.
7. Senantiasa selalu menghambakan diri kepada Allah Ta'ala.
Wallahu a'lam bisshawab.
Editor : Eka Dian Syahputra