Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
وَكِلَاهُمَا مِنَ الْعَجْزِ، فَإِنَّ مَا مَضَى لَا يُدْفَعُ بِالْحُزْنِ؛ بَلْ بِالرِّضَى، وَالْحَمْدِ وَالصَّبْرِ وَالْإِيمَانِ بِالْقَدَرِ، وَقَوْلِ الْعَبْدِ قَدَّرَ اللَّهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ. وَمَا يُسْتَقْبَلُ لَا يُدْفَعُ أَيْضًا بِالْهَمِّ، بَلْ إِمَّا أَنْ يَكُونَ لَهُ حِيلَةٌ فِي دَفْعِهِ، فَلَا يَعْجِزُ عَنْهُ، وَإِمَّا أَنْ لَا تَكُونَ لَهُ حِيلَةٌ فِي دَفْعِهِ، فَلَا يَجْزَعُ مِنْهُ، وَيَلْبَسُ لَهُ لِبَاسَهُ، وَيَأْخُذُ لَهُ عُدَّتَهُ، وَيَتَأَهَّبُ لَهُ أُهْبَتَهُ اللَّائِقَةَ بِهِ، وَيَسْتَجِنُّ بِجُنَّةٍ حَصِينَةٍ مِنَ التَّوْحِيدِ وَالتَّوَكُّلِ، وَالِانْطِرَاحِ بَيْنَ يَدَيِ الرَّبِّ تَعَالَى، وَالِاسْتِسْلَامِ لَهُ وَالرِّضَى بِهِ رَبًّا فِي كُلِّ شَيْءٍ
"Kegundahan dan kesedihan adalah kelemahan, maka masa lalu janganlah dihadapi dengan kesedihan, akan tetapi hadapilah dengan:
- Ridho.
- Memuji Allah.
- Sabar.
- Beriman kepada takdir-Nya.
- Dan mengucapkan doa,
قَدَّرَ اللَّهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
Qoddarollaahu wa-maa syaa-a fa'ala.
'Allah sudah menakdirkan, dan Allah melakukan apa yang Dia kehendaki'.
Dia menjelaskan dalam laman Sofyanruray bahwa masa depan janganlah dihadapi dengan kegundahan. Kondisi manusia menghadapi masa depan terbagi dua:
Pertama: Orang yang sudah memiliki persiapan, sehingga ia tidak lemah.
Kedua: Orang yang belum memiliki persiapan, maka janganlah gelisah dan goncang, akan tetapi hendaklah ia mempersiapkan diri dan menguatkan diri dengan persiapan yang layak, dan membentengi diri dengan perisai pelindung, yaitu:
- Tauhid.
- Tawakkal.
- Berpasrah diri di hadapan Rabb subhanahu wa ta’ala.
- Berserah diri dan tunduk kepada-Nya.
- Dan meridhoi-Nya sebagai Rabb dalam segala sesuatu." [Zaadul Ma’ad, 2/327]
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait