JAKARTA, iNewsBekasi.id - Inilah Daniel Tay, sosok manusia paling irit di dunia. Sebab, dia mengaku cuma mengeluarkan Rp100 ribu dalams setahun.
Pria asal Singapura ini memang punya cara hidup yang unik. bagaimana tidak, sebagai seorang penganut freegan (gaya hidup minim konsumsi) dia benar-benar membatasi apa yang dibelinya baik makanan, pakaian hingga kebutuhan material lainnya.
Lantas, bagaimana sosok manusia paling irit di dunia inI? Bagaimana cara hidupnya hingga dapat mengeluarkan uang cuma Rp100 ribu dalam setahun? Dilansir dari IDX Channel, berikut ulasannya.
Daniel Tay, Manusia Paling Irit di Dunia
Daniel Tay sempat bikin heboh publik dengan pengakuannya. Pria asal Singapura ini mengaku dia hanya menghabiskan smekitar USD8 atau sekitar Rp117 ribu pada 2017. Padahal, ia tinggal di negara yang menjadi salah satu negara dengan biaya hidup termahal di dunia.
Ini karena Daniel Tay merupakan seorang penganut gaya hidup freegan. Di mana gaya hidup ini berfokus pada perilaku yang membatasi sesuatu yang dibeli baik makanan, pakaian, maupun kebutuhan material lainnya.
Para freegan bakal mencoba menggunakan kembali apa yang sudah dibuang orang lain untuk mengurangi pemborosan dan menghemat uang. Gerakan freegan umumnya memanfaatkan sisa makanan dan kebutuhan sehari-hari dari orang lain agar bisa mengurangi limbah.
Hal itulah yang diterapkan oleh Daniel Tay. Dilansir dari laman WAYD, Daniel Tay juga berhasil mengurangi tagihan makannya dari sebelumnya sebesar USD8 menjadi hanya sekitar USD5,5 dari 2018 dan seterusnya.
“Dalam dua tahun, saya telah menemukan bahwa meskipun orang mengeluh tentang biaya hidup, masih mungkin untuk tinggal di Singapura tanpa membeli banyak makanan atau barang lainnya,” katanya. “Freeganisme adalah situasi win-win-win-win: Anda menghemat uang, menghemat waktu, membantu orang lain, dan membantu Bumi.” jelas Daniel Tay.
Untuk mencukupi kebutuhannya, Daniel Tay dia kerap menyelamani sampah-sampah dan mencari barang atau makanan sisa. Dia bahkan kerap mengais makanan sisa dari para tetangga dan supermarket di dekatnya.
Aksi Daniel Tay ini bahkan turut memberikan kontribusi dalam upaya Singapura untuk mengurangi limbah makanan, dari 677 ton pada 2017 menjadi 607 ton pada 2019. Daniel Tay mengaku mendapatkan inspirasi untuk gaya hidup freeganisme ini dari mantan mentornya yang mengajarkan untuk mencobanya secara berkala.
Editor : Eka Dian Syahputra
Artikel Terkait