JAKARTA, iNewsBekasi.id - Harga kedelai saat ini cenderung terus menurun. Bagi perajin tahu tempe tentu ini hal menggembirakan, namun bagi petani hal ini tentu bukan sesuatu diharapkan.
Ketua Perkumpulan Penyalur Kedelai Nasional (PPKN) Darmini Lesmana tak menampik bahwa perajin tahu tempe senang dengan situasi tersebut. Saat ini harga kedelai di pasaran pada kisaran Rp10.500 per kilogram.
Menurunya harga kedelai karena dibeberapa negara penghasil kedelai terbesar di dunia saat ini sedang panen raya.
Melansir laman bimco.org disebutkan Brasil menuju rekor panen dan peningkatan ekspor yang tajam selama bulan mendatang.
Panen kedelai tahun ini diperkirakan mencapai 152,9 juta ton atau 21,8% lebih tinggi dari tahun 2022, menurut National Supply Company (CONAB). Per tanggal 6 Maret, 44% dari luas tanam telah dipanen, 9 poin persentase lebih rendah dari waktu yang sama tahun lalu.
Sebagai pengekspor kedelai terbesar di dunia, hasil panen Brasil yang kuat akan membantu kondisi pasar untuk pengiriman biji-bijian pada tahun 2023. Pemulihan volume ekspor akan membantu tingkat panamax di cekungan Atlantik karena mereka mengangkut lebih dari 85% kedelai Brasil dan biji-bijian menyumbang sekitar setengah dari panamax pemuatan kargo di Atlantik.
Perdagangan kedelai sangat sensitif terhadap guncangan penawaran dan permintaan karena hanya berkisar pada sejumlah kecil eksportir dan importir. Tahun lalu, kekeringan di Brasil menyebabkan penurunan produksi dan volume ekspor, yang mengakibatkan kenaikan harga kedelai global dan penurunan permintaan.
Pada tahun pemasaran saat ini, Brasil dan AS masing-masing harus mencapai 55% dan 32% dari total ekspor dunia, sementara China diharapkan mencapai 59% dari impor.
"Nah kondisi inilah yang membuat harga kedelai di Indonesia ikut menjadi turun," sebutnya.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar