BEKASI, iNewsBekasi.id- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan fokus mempersiapkan kelancaran mudik di sepanjang jalan tol dan arteri. Hal itu disampaikan Staf Khusus Menteri Perhubungan dan Jubir Kemenhub, Adita Irawati.
Adita mengatakan, strategi ini diambil berdasarkan riset bersama Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), sejumlah media, dan Kemenhub yang menjaring 42.000 responden. Hasilnya 56 persen di antaranya memilih jalur darat untuk pulang kampung.
"Pembelajaran dari Nataru kemarin, angkutan darat memang favorit. Makanya, kami sudah koordinasi dengan stakeholders, termasuk operator transportasi, sejak jauh-jauh hari," katanya dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema '193,6 Juta Orang Mudik, Bagaimana Antisipasi Pemerintah?', Senin (25/3/2024).
Menurut dia, pemerintah secara rutin menggelar riset untuk dapat mengantisipasi dan mempersiapkan diri dalam menghadapi lonjakan arus pergerakan manusia di periode Lebaran maupun Natal, dan Tahun Baru.
Dalam hasil riset yang telah diumumkan itu, diprediksi 26 juta orang akan mudik. Sementara puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-2 Lebaran, sedangkan puncak arus balik pada H+3.
"Bagi yang memutuskan untuk berangkat mudik, hindari jam sibuk. Responden riset kami kebanyakan memilih berangkat antara jam 4 sampai 10 pagi," ujarnya.
Adita memastikan pihaknya telah mengambil langkah proaktif untuk memastikan perjalanan mudik Lebaran 2024 tidak hanya menjadi perjalanan yang menyenangkan tetapi juga aman dan efisien.
Untuk mengurai kepadatan, Adita menuturkan, Kemenhub bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri telah menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB). Salah satu poin pentingnya adalah pembatasan kendaraan barang berdimensi besar.
Pembatasan kendaraan untuk kendaraan sumbu tiga akan dimulai pada 5 hingga 16 April 2024. Namun ada pengecualian untuk barang pokok, sembako, BBM, dan hantaran uang Lebaran. Keamanan dan kenyamanan pemudik juga jadi perhatian utama.
Dishub juga akan menggelar razia kelaikan jalan (KIR) kendaraan. Kemenhub juga sudah menyiapkan berbagai skenario rekayasa lalu-lintas yang akan diterapkan sesuai dengan kondisi aktual di lapangan.
"Tak hanya itu, kami imbau pengemudi menghindari kelelahan. Cek kondisi kesehatan sebelum berangkat," tuturnya.
Dalam rangka mengurangi pemudik dengan kendaraan roda dua, Kemenhub dan sejumlah BUMN menyediakan program mudik gratis. Dia menambahkan, posko mudik di sepanjang jalur arteri juga disiapkan untuk membantu para pemudik.
Kesiapan Infrastruktur
Dalam rangka menyambut gelombang mudik Lebaran, pemerintah Indonesia telah mempersiapkan infrastruktur jalan tol dengan segala daya yang ada.
Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Unsur Masyarakat, Tulus Abadi mengungkapkan, meskipun belum resmi beroperasi, terdapat enam ruas tol fungsional yang siap dilewati, memberikan alternatif bagi pemudik dari jam enam pagi hingga lima sore.
"Di Trans Jawa ada Tol Jakarta-Cikampek II Selatan (Ruas Kutanegara-Sadang) dan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA (Kartasura-Karanganom). Sementara di Trans Sumatra ada Tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat Seksi 2 Kuala Tanjung–Indrapura dan 3-4 Sinaksak–Seribu Dolok, Tol Bangkinang–Tanjung Alai, Tol Indrapura–Kisaran (Seksi 2 Limapuluh–Kisaran), dan Kayu Agung – Palembang – Betung Seksi 3 sebagian," ungkapnya.
Berkaca dari tahun lalu dan libur Nataru kemarin, rest area menjadi salah satu titik kritis yang dapat menimbulkan kemacetan. Oleh karena itu, BPJT mengimbau pemudik untuk tidak parkir di rest area jika sudah penuh dan mencari tempat istirahat terdekat di luar tol.
Ia juga memastikan, pihaknya telah memastikan tidak ada jalan berlubang dan menambah fasilitas lain seperti toilet untuk meningkatkan kenyamanan pemudik.
Terkait dengan tren penggunaan kendaraan listrik yang terus bertambah, Tulus menilai pada musim mudik kali ini juga akan terjadi peningkatan. Sat ini, pemerintah telah menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 33 tempat di rest area.
"Pemudik dengan mobil listrik kami imbau untuk memonitor informasi terkait SPKLU dan kemampuan jarak tempuh kendaraannya. Jangan sampai terlewat untuk mengisi baterainya, meskipun jika sampai mogok tidak perlu khawatir, karena akan diderek sampai rest area terdekat," pungkasnya.
Editor : Wahab Firmansyah
Artikel Terkait