BEKASI, iNewsBekasi.id - Sosok Aura Cinta menjadi viral setelah berdebat dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi terkait kebijakan larangan wisuda sekolah dan penggusuran rumah warga di bantaran Kali Bekasi.
Dalam diskusi warga dan Dedi Mulyadi, remaja asal Bekasi ini menyuarakan penolakannya terhadap penggusuran yang dialami keluarganya di kawasan Kalibaru, Tambun Selatan. Dia juga mempertanyakan nasib pendidikan serta masa depan anak-anak korban penggusuran.
Perdebatan dan aksi Aura ini memicu kontroversi luas, termasuk dugaan settingan serta membuka diskusi tentang latar belakang dan motif di balik keberaniannya mengkritik kebijakan pemerintah.
Profil Aura Cinta
Perdebatan Aura Cinta dan Gubernur Dedi Mulyadi bermula saat pembahasan kebijakan pelarangan wisuda atau perpisahan sekolah di Jawa Barat. Aura menolak kebijakan tersebut karena menurutnya momen wisuda sangat penting sebagai kenangan masa sekolah dan bentuk penghargaan atas perjuangan siswa. Ia juga menyatakan meski keluarganya kurang mampu, dia ingin tetap merayakan wisuda.
Di sisi lain, Gubernur Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa kebijakan itu dibuat untuk menghindari pemborosan dan tekanan sosial yang tidak perlu bagi siswa dan orang tua. Dedi juga menyampaikan bahwa Aura sebenarnya sudah hampir berusia 20 tahun dan telah lulus SMA sejak setahun lalu, serta sudah mampu mencari penghasilan sendiri sebagai bintang iklan. Diketahui, Aura pernah menjadi bintang iklan pinjaman online dan pemain figuran di dunia hiburan.
Dedi Mulyadi pun menilai perdebatan tersebut sebagai gambaran masa depan anak-anak muda yang perlu dibimbing dengan baik.
Awalnya, Aura Cinta membuat video protes keras terkait penggusuran rumahnya di kawasan bantaran Kali Kalibaru, Tambun Selatan, Bekasi. Rumah keluarganya digusur oleh pemerintah karena dianggap berdiri di atas lahan negara dalam proyek normalisasi sungai dan pembangunan bendungan.
Dalam video yang diunggah di akun TikTok pribadinya, Aura menyampaikan kritik pedas terhadap kebijakan penggusuran yang dianggapnya merugikan rakyat kecil, termasuk keluarganya, yang kehilangan tempat tinggal tanpa adanya musyawarah atau pemberitahuan yang memadai.
Dia juga mengaitkan penggusuran tersebut dengan kebijakan lain yang dinilai membebani masyarakat, seperti pelarangan wisuda sekolah dan study tour. Aura menilai bahwa pembangunan yang dilakukan pemerintah justru mengorbankan warga kurang mampu demi proyek-proyek besar, sehingga menimbulkan trauma dan ketidakadilan sosial.
Aksi protes dan pernyataannya ini memicu perdebatan luas dan membuatnya menjadi sorotan publik, termasuk dalam pertemuan langsung dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mencoba memberikan penjelasan terkait kebijakan tersebut. Namun, Aura tetap pada pendiriannya untuk memperjuangkan keadilan bagi warga yang terdampak penggusuran.
Profil Aura Cinta menunjukkan bagaimana seorang remaja dari latar belakang sederhana bisa menjadi sorotan publik melalui aksi dan pernyataannya yang kontroversial. Keberaniannya berdebat dengan Gubernur Dedi Mulyadi serta penolakannya terhadap penggusuran di Kalibaru, Tambun Bekasi, memicu berbagai reaksi dan perdebatan di masyarakat.
Editor : Tedy Ahmad
Artikel Terkait
