Harga Emas Dunia Meroket, Di Indonesia Diprediksi Tembus Rp2,4 Juta

Anggie Ariesta
Harga emas domestik diprediksi Rp2.400.000 per gram. Foto: Freepik

BEKASI, iNewsBekasi.id – Harga emas dunia menguat setelah melemah selama tiga hari berturut-turut. Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, harga emas dunia berada di level 4.112 dolar AS per troy ounce, naik dibandingkan sebelumnya.

Pengamat pasar uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas akan menyentuh level 4.376 dolar AS per troy ounce pada awal pekan ini.

Dia memperkirakan, harga emas dunia bergerak di kisaran support 4.006 dolar AS dan resistance 4.193 dolar AS. Sementara untuk periode satu minggu ke depan, support berada di 3.970 dolar AS dan resistance di 4.270 dolar AS.

“Di bulan Oktober untuk 4.500 dolar kemungkinan besar, ya bukan lagi kemungkinan, tidak akan terkena di 4.500 dolar. Tetapi memasuki bulan November minggu pertama, kemungkinan akan menyentuh di level 4.376 dolar,” kata Ibrahim dalam risetnya, Minggu (26/10/2025).

Ibrahim memperkirakan harga emas domestik berpotensi bergerak di kisaran Rp2.390.000 hingga Rp2.400.000 per gram, dengan peluang penguatan lanjutan pada November 2025 mendatang.

Penguatan harga emas dunia, katanya, dipicu meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve). Beberapa gubernur The Fed, menurutnya, telah memberikan sinyal dovish dalam testimoni pada Jumat (24/10/2025) lalu.'

“Mereka mengindikasikan bahwa kemungkinan Bank Sentral Amerika akan kembali menurunkan suku bunga. Itu dilihat dari data inflasi yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Ekspetasinya adalah 3,1 persen tetapi kenyataannya 3 persen,” ujarnya.

Dari hasil tersebut, Ibrahim memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan pekan depan.

“Sebenarnya pelaku pasar sudah tahu bahwa Bank Sentral akan menurunkan suku bunga 25 basis point, tetapi yang diinginkan oleh pasar itu adalah pernyataan dari Bank Sentral tentang ke depan, di bulan November-Desember, apakah akan kembali menurunkan suku bunga atau mempertahankan suku bunga,” tutur dia.

Selain faktor suku bunga, ketidakpastian politik di AS juga turut menjadi pendorong penguatan harga emas dunia. Hingga akhir pekan, pemerintahan federal AS masih mengalami shutdown yang telah berlangsung selama lebih dari 24 hari.

“Artinya, kemungkinan libur pemerintahan federal akan cukup lama, dan Trump ogah untuk melakukan mediasi dengan Partai Demokrat,” ujar Ibrahim.

Secara global, eskalasi konflik Rusia-Ukraina kembali meningkat setelah Rusia melakukan serangan sporadis di wilayah Donetsk dan Dombas. Kondisi ini, kata Ibrahim, menimbulkan kekhawatiran baru di pasar dan mendorong bank-bank sentral global kembali melirik emas sebagai aset lindung nilai.

“Karena kita lihat bahwa campur tangan NATO, Inggris, dan Amerika ini akan membuat terjadinya Perang Dunia Ketiga. Nah ini yang membuat harga emas kemungkinan melonjak tinggi, kemudian harga minyak juga terus mengalami kenaikan,” ucap dia.

Editor : Tedy Ahmad

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network