JAKARTA, iNewsBekasi.id - Reza Rahadian dan Rio Dewanto bertarung di ruang sidang. Ini menjadi pemandangan yang tidak biasa bagi dua aktor kenamaan Indonesia ini.
Nama Reza Rahadian dan Rio Dewanto langsung menjadi perhatikan ketika keduanya berada di pengadilan. Ya, Reza Rahadian dikenal sebagai pengacara cerdas dan Rio Dewanto menjadi sebagai orang yang memperjuangkan keadilan. Hal ini terekam dalam film terbaru mereka berjudul Film Keadilan: The Verdict.
Bahkan, film drama ini menghadirkan sesuatu yang segar di industri perfilman Indonesia, di mana memperlihatkan suasana di ruang sidang. Pasalnya, 70 persen adegan dilakukan di pengadilan. Manoj Punjabi sebagai produser pun mengklaim bahwa film tersebut sebagai genre baru, yaitu "legal thriller".
"Ini genre baru dan saya melihatnya luar biasa. Ini sesuatu yang segar," kata Manoj.
Tidak hanya itu, film ini disutradarai oleh dua nama besar, yakni Yusron Fuadi dari Indonesia yang sebelumnya menyutradarai "Setan Alas", dan Lee Chang-hee dari Korea Selatan yang dikenal lewat serial Netflix "A Killer Paradox".
Yusron Fuadi mengatakan bahwa Keadilan The Verdict bukan sekadar hiburan, melainkan karya reflektif tentang kondisi sosial dan hukum di dunia nyata.
"Film yang bagus itu kan harusrelate. Yang kita sajikan di film ini adalah fenomena global, bahwa yang punya uang atau posisi bisa menyalahgunakan kekuasaannya. Ini salah satu tawaran kita untuk memperbaiki apa yang terjadi di dunia. Kita membuat sebuah karya baru yang belum ada di Indonesia sebelumnya," ujar Yusron.
Dalam proses syuting, Yusron mengaku jika dirinya lebih banyak mengarahkan akting dan karakter, sedangkan aspek teknis visual menjadi bagian Lee Chang-hee. Kombinasi gaya sinematik dari dua sutradara dua negara ini pun sukses menciptakan adegan adegan menarik dan segar, di mana menyuguhkan drama emosional, menampilkan aksi laga intens yang menegangkan, mulai adegan pengeboman, pengepungan gedung pengadilan, hingga baku tembak dramatis.
Reza Rahadian yang berperan sebagai Timo, seorang pengacara yang banyak akalnya ini mengatakan bahwa film terbarunya yang dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 20 November 2025 ini sebagai medium berbeda untuk menyuarakan aspirasi dan merespons isu-isu penting nasional.
"Proyek yang penting untuk merespons situasi kita saat ini. Situasi yang saya yakin kalian semua mahasiswa lebih tahu. Dan saya berharap film ini bisa menjadi medium berbeda bagi kita untuk bersuara. Terima kasih," ujar dia.
Sementara, Rio Dewanto menyelami karakter Raka, pria berjuang mencari kebenaran di tengah sistem hukum yang korup. Dia mengaku mendapat banyak tantangan membintangi film garapan MD Pictures dan rumah produksi Korea Selatan, Innikor Pictures dan JNC Media itu.
"Sampai detik ini masih ada kegelisahan dan ketakutan karena memerankan karakter Raka di film ini. Hampir 70 persen adegannya banyak di ruang persidangan. Eskalasi juga terus naik!" ucap Rio.
Editor : Tedy Ahmad
Artikel Terkait
