Siang di Selandia Baru 11 Jam dan Islandia 16 Jam, Begini Ketentuan Waktu Puasanya

Miftah H. Yusufpati
Masjid di Islandia, Reykjavik Mosque: Jam puasa di Islandia tahun ini mencapai 16 jam 50 menit. (Foto: Ilustrasi: sawtalhikma.org)

JAKARTA, iNews.id - Bulan suci Ramadhan di tahun ini terjadi saat separuh dunia mengalami musim panas yang lebih panjang menuju musim dingin. Durasi waktu berpuasa bagi umat Islam tidaklah sama antara satu negara dengan negara lainnya. Ada negara dengan waktu puasa yang lebih lama. Ada pula negara denan waktu puasa lebih cepat.

Sebagai pengingat bahwa dalam konteks ketentuan puasa, ulama merujuk pada Surat Al-Baqarah ayat 187.

وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلْخَيْطُ ٱلْأَبْيَضُ مِنَ ٱلْخَيْطِ ٱلْأَسْوَدِ مِنَ ٱلْفَجْرِ

Wakulu wasyrabu hatta yatabayyana lakumul khaith al-abyadhu minal khaithil aswadi minal fajr

Artinya: makan dan minumlah sampai terang bagimu benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. ( QS Al-Baqarah : 187)

Sejumlah ulama berpendapat, ayat ini menyasar masyarakat yang mendiami letak geografis yang mirip dengan letak geografis Arab dari segi durasi siang dan durasi malam dalam sehari. Artinya, ayat ini tidak menyasar pada letak geografis yang bersifat kasus langka.

Abdul Hamid As-Syarwani dalam "Hasyiyah ala Tuhfatul Muhtaj" menyebutkan bahwa lafal Allah sebagai pembuat syariah bila datang, ditanggungkan pada kondisi yang lazim. Sementara perkara yang langka, tidak ditanggungkan oleh lafal tersebut. 

Ibnu Abidin yang bermadzhab Hanafi di dalam "Raddul Muhtar", menyebutkan pendek yang kelewat batas itu tidak masuk kategori, sama seperti panjang yang kelewat batas.

Sementara ibarat-ibarat itu ketika diungkapkan, ditanggungkan pada yang kenyataan umum lagi dominan, bukan pada kenyataan yang tersembunyi lagi langka. 

Lalu bagaimana dengan penduduk belahan dunia di mana pembagian siang dan malam cenderung ekstrem. Artinya adakalanya siang terlalu lama atau malam terlalu lama. Patokan apa yang mesti digunakan? Hal ini juga berlaku untuk waktu sholat.

Tidak Lazim 

Laman resmi Nahdlatul Ulama (NU) dalam kasus ini melansir, ilhaq sebagai suatu mekanisme pengambilan keputusan hukum di dalam bahtsul masail NU menemukan kontekstualisasinya. Ilhaqul masa'il bi nazha’iriha ialah upaya mengidentifikasi suatu kasus baru yang sudah dimaklum kepada furu’ yang sudah ditetapkan para ulama.

Dengan metode ilhaq, bisa dibilang penduduk belahan dunia tertentu yang siang atau malamnya terlalu lama, tidak menggunakan peredaran terbit atau terbenamnya matahari sebagai penanda waktu puasa atau sembahyang.

Mereka bisa mengambil perhitungan waktu imsak dan berbuka puasa dari jadwal negara terdekat yang memiliki durasi siang dan malamnya cenderung berimbang atau kurang lebih berimbang.

Dengan kata lain, mereka tetap bisa berpuasa dan berbuka puasa meskipun matahari masih memancar, belum tenggelam. Dengan pilihan seperti ini, mereka tetap bisa beribadah dan beraktivitas tanpa terganggu dengan peredaran matahari.

Pilihan ini bisa menjadi alternatif di tengah perintah Al-Quran untuk puasa dan sembahyang tanpa menimbulkan kemudharatan terhadap mereka yang mengamalkannya. Allah sendiri tidak menghendaki kesulitan bagi umat-Nya sebagai mana difirmankan.

يريد الله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر

Allah menghendaki kemudahan untukmu. Allah tidak menghendaki kesulitan bagimu. (QS Al-Baqarah : 185)

Singkat kata, pilihan ini menujukkan kelenturan hukum Islam dengan tetap menjaga norma-norma umumnya. Sesuai dengan kaidah Fiqih, turun ke realitas yang lebih rendah dimungkinkan ketika udzur mewujudkan idealitas yang lebih tinggi. Wallahu a’lam.

Editor : Eka Dian Syahputra

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network