NEW YORK, iNews.id - Turki resmi mengganti nama negara di PBB dari Turkey jadi Türkiye. Kendati demikian, nama tersebut pun ternyata bukan hal baru untuk masyarakat Turki, di mana mereka sudah memakainya sejak pendirian negara pada 1923 atau pascaruntuhnya Kesultanan Utsmaniyah.
Presiden Recep Tayyip Erdogan meminta jajarannya mengajukan perubahan nama baru Turki ke PBB pada musim dingin lalu
Seorang juru bicara PBB menuturkan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu mengajukan surat pengajuan perubahan nama yang diterima PBB pada Rabu (1/6/2022) dan segera berlaku.
Erdogan menunjukkan ketidaksukaan dengan nama Turkey pada Desember 2019 saat meluncurkan prototipe mobil listrik buatan dalam negeri. Dia menekankan produk dalam negeri harus dipasangi tulisan 'Made in Türkiye', bukan 'Made in Turkey'. Dua tahun kemudian, Erdogan mengeluarkan memorandum yang menyebutkan penggunaan Türkiye lebih mewakili budaya dan sejarah Turki sehingga harus digunakan sebagai nama negara dalam semua bahasa.
Setelah memorandum tersebut, banyak lembaga publik dalam negeri mulai menggunakan Türkiye. Beberapa negara asing juga mulai menggunakan nama baru itu.
Untuk memasyarakatkan nama baru itu, Turki menggelar kampanye internasional "Halo! Türkiye".
Lembaga penyiaran pemerintah berbahasa Inggris TRT World menerbitkan artikel yang mendukung langkah tersebut. Disebutkan saat Persia mengubah nama menjadi Iran, itu mencerminkan keinginan negara untuk mengambil takdirnya.
Artikel itu juga menyesalkan fakta bahwa dalam bahasa Inggris, Turkey memiliki arti yang sama dengan burung asli Amerika, kalkun. Begitu kalkun menyebar ke negara lain pada abad ke-16, orang-orang mencoba mengaitkannya dengan beberapa tempat, termasuk Turki.
Perubahan nama itu juga menemukan momentumnya. Tahun depan Turki akan memperingati 100 tahun pendirian negara. Erdogan telah lama menjanjikan perayaan meriah.
Editor : Eka Dian Syahputra
Artikel Terkait