JAKARTA, iNews.id - Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa subsidi energi telah menguras APBN hingga Rp502 triliun. Hal itu, terutama dipicu lonjakan harga energi dan pangan akibat perang Rusia-Ukraina.
Menurut Jokowi, tak ada negara yang seberani Indonesia dalam memberikan subsidi energi di tengah lonjakan harga komoditas energi dunia. Meski demikian, dia mengakui hal itu semakin memberatkan beban APBN.
"APBN menjadi berat karena subsidinya sekarang untuk BBM, termasuk pertalite, solar, LPG, subsidinya menjadi Rp502 triliun, gede sekali. Enggak ada negara yang seberani kita melakukan subsidi segede ini," ujar Jokowi, dikutip Minggu(12/6/2022).
Ia menjelaskan, di Indonesia, harga BBM masih dinilai terbilang terjangkau, antara lain untuk Pertalite sebesar Rp7.650 dan Pertamax Rp12.500 per liter.
Sementara itu, di negara lain seperti di Amerika Serikat (AS), harga BBM mencapai Rp19.400 dan di Singapura bahkan mencapai Rp33 ribu. Melihat kondisi ini, Jokowi membayangkan bagaimana jika seandainya harga BBM melonjak seperti negara-negara tersebut.
"Bayangkan kalau Pertalite jadi Rp33 ribu, pasti demo semuanya. Bener nggak? Oleh sebab itu, dengan sekuat tenaga kita pertahankan harga ini. Tetapi ingat, harga yang harus dibayar oleh APBN itu gede sekali," ucap Jokowi.
Jokowi menyampaikan, tak ada negara lain yang bahkan berani memberikan subsidi sebesar Indonesia yang mencapai angka Rp502 triliun.
Kendati demikian, pemerintah tetap memutuskan untuk memberikan subsidi karena perekonomian masyarakat masih belum pulih sepenuhnya. Jokowi pun juga menjelaskan soal subsidi pangan. Ia mengatakan, harga beras masih terjangkau di dalam negeri jika dibandingkan negara lainnya.
Editor : Fatiha Eros Perdana
Artikel Terkait