JAKARTA, iNews.id - Sejumlah penemuan BJ Habibie yang diakui dunia sebagian besar tentang dunia penerbangan. Dia pun dikenal sebagai insinyur dan industrialis penerbangan yang jenius dengan berbagai penemuan pentingnya.
Hal ini juga tidak lepas dari pendidikan BJ Habibie di teknik penerbangan di Technische Hoschule Aachen di Aachen, Jerman. Lalu meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di RWTH Aaachen dengan predikat Summa Cum laude.
Terdapat beberapa penemuan BJ Habibie yang diakui dalam dunia penerbangan. Berikut 4 penemuan BJ Habibie yang diakui dunia dirangkum dari berbagai sumber via SINDOnews.
1. Pesawat Pertama Rancangan BJ Habibie
Pesawat pertama rancangan BJ Habibie adalah Dornier DO-31, pesawat angkut pertama di dunia yang lepas landas atau melakukan pendaratan secara vertikal menggunakan teknologi VTOL (Vertical Take Off & Landing). Pesawat dengan tampilan unik ini merupakan jet transportasi eksperimental milik Jerman Barat.
Sebenarnya pesawat ini dirancang untuk memenuhi spesifikasi NATO. Namun, tingginya biaya produksi dan masalah teknis lainnya, membuat proyek Dornier DO-31 dibatalkan. Lalu draf rancangan pesawat DO-31 ini dibeli oleh NASA dan nama BJ Habibie masih terdaftar sebagi penyumbang ide dalam rancangan tersebut.
Salah satu penemuan BJ Habibie yang diakui dunia internasional adalah Crack Progression Theory. Penemuannya ini sering juga disebut Habibie Factor atau Habibie Theory. Crack progression theory digunakan untuk menjelaskan titik awal retakan pada bagian sayap dan badan pesawat.
BJ Habibie menemukan bagaimana rambatan titik keretakan (crack) itu bekerja. Perhitungannya sungguh rinci, sampai pada hitungan atomnya. Oleh dunia penerbangan, teori Habibie ini lantas dinamakan crack progression. Dari sinilah Habibie mendapat julukan sebagai Mr. Crack. Tentunya teori ini membuat pesawat lebih aman, menghindari risiko pesawat jatuh serta membuat pemeliharaannya lebih mudah dan murah.
BJ Habibie menginisiasi pembuatan pesawat N250 Gatot Kaca setelah mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio yang kini menjadi PT Dirgantara Indonesia. Pesawat N250 Gatot Kaca pertama kali terbang pada tahun 1995 di Bandara Husein Sastranegara, Bandung.
Pesawat N250 Gatotkaca merupakan pesawat baling-baling dengan rute penerbangan perintis yang memiliki kapasitas 50-70 penumpang. Pesawat ini menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng.
Pesawat N250 Gatot Kaca menggunakan kode N, yang diambil dari kata Nusantara. Penamaan tersebut tak terlepas dari perancangan, proses produksi, serta perhitungannya dilakukan di dalam negeri.
4. Pesawat R80
Pesawat R80 dirancang dengan teknologi terbaru dan super canggih dengan tingkat keamanan yang tinggi bagi penumpang. Pesawat R80 dilengkapi dengan teknologi fly by wire yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah.
Fly by wire adalah sebuah sistem kendali yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah. Pesawat R80 dirancang oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI) yang didirikan oleh BJ Habibie bersama putra sulungnya Ilham Akbar Habibie.
Editor : Eka Dian Syahputra